Kamis (29/10/2015), kini dengan adanya pengklarifikasian mengenai kurikulum pendidikan tinggi menimbulkan tanda tanya besar, penetapan kurikulum manakah yang paling efektif untuk ditetapkan.
Banyaknya pro dan kontra atas diterapkannya kurikulum pendidikan baru Yang berbeda dari kurikulum pendidikan tinggi sebelumnya, Adanya iformasi bahwa kurikulum pendidikan tinggi hanya memperbolehkan mahasiswa program S1 menempuh pendidikan maksimal 5 tahun dan program S2 4 tahun, banyak menimbulkan perdebatan baik di kalangan mahasiswa maupun pihak dosen sebagai tenaga pengajar.
Namun kini sepertinya dengan mempertimbangkan berbagai hal akhirnya pihak-pihak yang bersangkutan akan hal tersebut, telah merevisi kembali kurikulum yang informasinya telah dirubah itu, untuk kembali ke kurikulum pendidikan tinggi yang semula telah diterapkan, yaitu dengan messa pendidikan maksimal untuk program S1 7 tahun dan untuk progran S2 2 tahun.
Salah satu mahasiswa STIFA, Rina Sugianto, mengungkapkan pendapatnya bahwa “saya lebih memilih kurikulum dengan maksimal pendidikan S1 5 tahun dan S2 4 tahun, dikarnakan klo kita bisa lebih cepat menyelesaikan massa pendidikan kita kenapa tidak toh deatlainnya juga normalnya untuk program S1 adalah 4 tahun”.
“kalau saya sih lebih setuju ke kurikulum dengan maksimal pendidikan S1 7 tahun dan S2 2 tahun, dikarnakan agar mahasiswa bisa lebih mengekspor dirinya, dan lebih menunjukkan fasionya dalam kampus, sehingga ketika mereka keluar nanti benar-benar sudah menjadi mahasiswa yang matang, dan tidak menjadi mahasiswa yang serba instan”. Kata Farhan Abdullah S.sos, Msi.
Itulah sebenarnya lama atau cepatnya mahasiswa menyelesaikan pendidikan mereka, tidak menjadi jaminan untuk mereka, sesungguhnya talent merekalah yang dibutuhkan ketika keluar ke masyarakat, dan yang perlu diklarifikasi di sini adalah mau 7 tahun atau 5 tahun maksimal pendidikan itu tergantung pada mahasiswanya itu sendiri. Dan yang menjadi penekanan adalah, disini bukanlah lama pendidikan, tapi maksimal pendidikan sehingganya jika mahasiswa bisa selesai dalam waktu tiga tahun setengah kenapa tidak.
========================================================================
2. Langkah Dalam Mengatasi Asap
Hingga saat ini pun kabut asap masih menyelimuti kota Palu, bahkan semakin hari tidaklah semakin berkurang, melainkan semakin menebal. Sehingga dampak dari asap kiriman tersebut akan semakin berimbas kepada masyarakat setempat.
Dengan berbagai keluhan yang di rasakan masayarakat maka, yang dipermasalahkan masayarakat sekarang ini bukan lagi apa yang menjadi penyebab adanya asap tersebut, melainkan bagaimana kita menghadapi atau menangani timbulnya asap ini. Agar masalah yang menghantui kita segera berakhir.
“ sebagai tokoh masyarakat kita perlu mengambil langkah kongkrit dengan melakukan kerjasama dengan dinas terkait guna menangani kabut asap tersebut dan serta melakukan sosialisasi kepada warga atau masyarakat agar tidak membakar dengan sembarangan” ujar Yoris, seorang mahasiswa STIA yang sudah memiliki npengalaman kerja.
Itulah sebabnya sehingga kita selaku masyarakat harus dengan segera melakukan tindakan yang nyata atas kejadian kabut asap yang menimpa kita sekarang ini.
========================================================================
3. Tak Mengenal Jati Diri Para Calon Wali Kota
Kini telah banyak kita jumpai berbagai baliho-baliho mengenai pencalonan wali kota palu, namun masih banyak para warga yang belum mengetahui jati diri dari masing-masing calon wali kota yang ada. Mereka hanya menunjukkan daya tarik dari pribadi mereka dan tidak menunjukkan kredibelitas mereka.
Apakah dengan apa yang ada dan apa yang masyarakat lihat sekarang mengenai pilwalkot kali ini masyarakat telah terjamin dari bayang-bayang mengenai berbagai kecurangan maupun indikasi-indikasi yang biasanya terjadi menjelang maupun sampai pemilihan dilaksanakan.
“saya sendiri belum mengenali jati diri dari para calon kadidat wali kota kita yang akan datang ini, saya selama ini hanya cukup mengetahui mereka saja namun untuk jati diri mereka yang sesungguhnya, saya belum mengenalinya, sedangkan mereka semua mempunyai latar belakang yang berbeda-beda” kata Sarno, seorang tokoh masyarakat.
Yang di harapkan oleh masyarakat saat ini adalah calon kadidat wali kota yang memang benar-benar mempunyai latar belakang yang berbeda dari yang lainnya, dan sebagai masyarakat, Yoris mengatakan “tentunya saya akan memilih calon kadidat yang punya kredibelitas yang tinggi, berintregitas dan mempunyai wawasan yang luas, itu yang saya harapkan dari calon wali kota yang akan dating ini”.
========================================================================
4. Tak Trejalin Sinergi Antara Calon Gubernur Dengan Masyarakatnya
Terkait dengan akan diadakannya pemilihan calon gubernur pada desember 2015 mendatang, apakah telah terjalin sinergi yang baik antara calon-calon gubernur dengan msyarakatnya, dengan berbagai dana anggaran yang mereka telah keluarkan guna menunjang pribaadi mereka masing-masing.
“belum, karna saya sendiri pun belum merasakan adanya jalinan hubungan antara calon gubernur-gubernur kita saat ini dengan para masyarakat, hubungan mereka selama ini hanyalah sebatas sebagai seorang tokoh politik dan seorang tokoh masyarakat saja, namun di dalam hubungan tersebut sama sekali tidak terjalin yang namanya sinergi” ungkap Eky Valia, seorang mahasiswa STIA (ADM).
Mereka selaku calon-calon tokoh masyarakat hendaknya dapat menjalin hubungan yang baik, bukan hanya sekedar terjalin hubungan saja tapi melainkan bagaimana terjadinya saling sinergi anatara para calon gubernur dengan para masyarakat.
Sehingga masyarakat tidak bingung nantinya ketika harus memilih yang mana yang akan mereka pilih saat pemilihan nanti, karna sebelumnya mereka telah menjalin hubungan baik kepada para calon-calon kadidat yang ada.
========================================================================
5. Pemanfaatan Ditetapkannya KEK
Ditetapkannya kawasan ekonomi khusus (KEK) oleh pemerintah pusat, akan semaki mengembangkan daya saing indonesia dengan negara-negara lain, karena dengan dibukanya tempat-tempat perindustrian maka akan semakin menarik perhatian para investor dan para pemodal.
Khususnya kota palu telah dibuka industri pertambangan (nikel, biji emas, emas), industri pengolahan kakaw, karet, rotan, dan rumput laut, industri manufaktur, alat berat, otomotif, elektrik, elektronik dan logistik.
Dengan adanya informasi dibukanya berbagai usaha perindustrian tersebut ternyata banyan mendapat sambutan positif dari para masyarakat sekitar.
” saya setuju dengan diadakannya usaha perindustrian di kota palu ini, karena selain mengntungkan di pihak negara, tapi juga menguntungkan bagi orang-orang seperti saya selaku masyarakat, karena sudah pasti akan ada lowongan pekerjaan yang banyak dari dibukannya usaha perindustrian tersebut”. Ungkap Fitra, seorang mahasiswa Tadulako fakultas mipa (kimia).
Memang sangat bagus diadakannya ladang perindustrian saat ini namun pemerintah pun harus tetap mengantisipasi dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari dibukannya usaha perindustrian ini, karana jika teledor maka bukanlah sambutan positif yang didapat dari masyarakat melainkan yang ada adalah sambutan negatif.
Sulistiani,
B 501 14 018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar