SELAMAT DATANG DI BLOG ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS TADULAKO '14... Blog ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah DASAR-DASAR JURNALISTIK

11 November 2015

DAFTAR BLOG ILMU KOMUNIKASI UNTAD KELAS A

NUR ASRIANTI 
B 501 14 031

RENY OLYVIA LUKAS
B 501 14 033

APRIANTO GAYANG

B 501 14 043

MOH. ASRIANSYAH 
B 501 14 036 

FATIQ MUHAMAD 
B 501 14 040 

OSVALDO GILBERT 
B 501 14 003 

DWI LARAS SEPTINA 
B 501 14 024 

PRICILLIA ANGGREINI

B 501 14 012

IRDHA APRIANTI
B 501 14 044

MOH. FAISAL

B 501 14 001

SULISTIANI
B 501 14 018

NIRMA

B 501 14 023

SUCI INDASARI A.
B 501 14 34

MUH. SYABDAH ALAMSYAH
B 501 14 011

MOH. RISKI
B 501 14 030

AHZAN LAHANDU
B 501 14 029

MOHAMMAD SULTON A.
B 501 14 042

KETUT SUTA
B 501 14 046

FILZA IRSYAD
B 501 14 025

BESSE FITRIANI
B 501 14 004

SITI MUNIPA KARIONO
B 501 14 007

DWI RAISSA FEBRIYANA 
B 501 14 006

UZFATUZZAAHIDAH 
B 501 14 021

TIARA AINUN PRATIWI 
B 501 14 051

RAHMI A. LAGIENTA 
B 501 14 045 

EVITA DAMARA 
B 501 14 031 

DWI WAHYU REZA 
B 501 14 005

ADI PRATAMA SUNARDI
B 501 14 028

ANDY MOH. FADEL 
B 501 14 048
Read More »

10 November 2015

Kuliner yang menjadi ikon kota palu

Utadada merupakan makanan khas Tanah Kaili yang sangat terkenal. Uta dalam bahasa Kaili berarti sayur, sementara dada adalah ayam atau ikan (lebih mengarah ke dada ayam).

Utadada merupakan jenis makanan berkuah santan agak pedas dengan aroma khas dari wangi ayam bakar yang dimasak santan serta disajikan bersama ketupat atau burasa.

Selain menggunakan daging ayam sebagai bahan baku utama, utadada dapat menggunakan ikan jenis cakalan asap atau dalam bahasa kaili bau tapa. Bumbu yang sederhana menguatkan aroma ayam bakar berkuah santan ini.

Lalu, mengapa kaledo tidak dijadikan ikon kuliner Kota Palu?. Kadis Pariwisata mengungkapkan, untuk menjadi ikon kuliner daerah, masakan tersebut harus memiliki sejarah dan cerita asal usul masakan tersebut.

“Bumbunya harus dijaga, sejak dulu hingga saat ini bumbunya tidak pernah berganti atau ditambah dengan bumbu baru. Dan masakan itu harus memiliki cerita asal mula,” jelasnya.

Saat mengajukan kaledo sebagai ikon kuliner khas Kota Palu di Pemerintah Pusat, kaledo tidak memenuhi kriteria untuk dijadikan ikon kuliner dan justru utadada yang disebut sebagai ikon kuliner tanah Tadulako.

“Sekarang ada 30 ikon kuliner daerah di Indonesia, dan utadada merupakan ikon kuliner Kota Palu,” kata Rosdiana.

======================================================================


Kaledo, Kuliner khas Sulawesi Tengah


Jika anda jalan-jalan ke kota Palu, Sulawesi Tengah jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas daerah ini yang bernama Kaledo. Apa itu kaledo? Ada yang mengatakan kalau Kaledo merupakan singkatan dari ‘Kaki Lembu Donggala’.


Kuliner khas Sulawesi Tengah ini termasuk dalam jenis makanan yang memiliki kuah bening dan agak kekuning-kuningan, dengan rasa yang sangat khas. Kaledo ini pertama kali muncul dengan hanya menggunakan bahan baku tulang kaki sapi dengan sedikit dagingnya. Namun, seiring dengan waktu berjalan dan penjual Kaledo pun semakin bertambah membuat tulang kaki sapi semakin sulit untuk diperoleh. Maka untuk mensiasati hal ini, para penjual Kaledo pun banyak yang menambahkan tulang belakang sapi sebagai pelengkap bahan utama.

Berdasarkan sumber yang otentik, kebanyakan orang tidak ada yang mengetahui dari mana asal-usul makanan khas ini dan banyak juga yang beranggapan bahwa makanan khas ini tidak memiliki asal-usul. Namun, ada sebuah cerita pada zaman dahulu di wilayah Sulawesi Tengah terdapat orang yang sangat dermawan dan mulia hatinya. Suatu ketika orang tersebut menyembelih sapi dan membagi-bagikan daging sapi tersebut kepada semua penduduk desa setempat. Ketika acara pembagian daging sapi sudah tiba, orang yang pertama kali mendapatkan daging sapi adalah orang Jawa. Orang Jawa tersebut akhirnya memanfaatkan daging tersebut untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pentol bakso. Kemudian, orang yang kedua berasal dari Makassar. Orang Makassar ini tidak mendapatkan daging sapi yang telah di sembelih, akan tetapi ia mendapatkan jeroan (isi perut) sapi, dan kemudian jeroan tersebut di masak sedemikian rupa hingga menjadi makanan yang terkenal dengan nama Coto Makassar. Sementara itu orang Kaili (suku asli Donggala) datang belakangan dan ia hanya memperoleh tulang-tulang kaki sapi dengan sedikit daging yang menempel pada tulang. Kemudian tulang-tulang tersebut dimasak dan disinilah cikal bakal makanan Kaledo.

Muhammad Sulton A
B 501 14 042

Read More »

PASAR KALAH AKAN EKSISNYA GEDUNG- GEDUNG BESAR DI KOTA PALU

PALU(5/11)-     Dizaman modern sekarang ini pasar hilang penghuni akan jiwa- jiwa mudanya, yang banyak terlihat hanyalah kalangan ibu- ibu, para masyarakat yang menjadi penjual di pasar bertanya- tanya “apa yang salah dari pasar sehingga para pemuda- pemudi tidak lagi berdatangan di pasar”.

    Fenomena ini sudah tidak asing lagi untuk kita lihat, bisa di lihat sekarang para pemuda- pemudi atau para remaja lebih pilih menginjakkan kakinya di gedung- gedung elit daripada ke pasar, ini bisa membuat pendapatan masyarakat yang berjualan di pasar mendaptkan dampak yang menonjol. Kalu kita melihat dari sisi luarnya pasar memang sangat kalah saing dengan gedung- gedung elit yang sekarang banyak beemunculan di kota palu, pasar yang tempatnya becek, panas, debu yang berkeliaran juga membuat para remaja ini malas untuk berdatangan di pasar mereka lebih memilih datang ketempat yang di dapalamnya nyaman, indah, dan di kelilingi AC yang membuat mereka merasakan kesejukan. Sangat menonjol perbedaan pasar dan gedung- gedung elit ini, tapi di lihat dari segi kualitas di pasar juga mnenjual barang- barang yang tidak kalah bagus dari gedung- gedung elit itu. Apalagi di pasar kita bisa saling tawar- menawar dari harga barang yang ada. Kebiasaan tawar menawar inilah yang di sukai para ibu- ibu.

    “saya memang mengakui kalau mall- mall yang ada di kota palu sangat bagus, bagus di jadikan tempat selfie- selfie tempat nongkrong sama teman- teman dan bisa dijadikan sebagai tempat yang sangat cocok untuk kerja tugas, tetapi saya tidak menyampingkan pasar, saya mengakui saya lebih suka berbelanja di pasar dari pada di gedung- gedung elit, di pasar kita bisa tawar habis- habisan kalau di mall malu- maluin nawar barang yang sdh ada harganya” jelas seorang remaja. Ini pendapat seorang remaja yang menyukai pasar tapi bagaimna denga para remaja yang tidak suka dengan pasar ini sangat memperhatinkan.

    Di pasar banyak keluarga yang menjadikan pasar adalah tempat mata pencaharian mereka, kenapa anak mudah sekarang tidak melihat itu. Panas, becek, debu bisa di atasi tapi karena gengsi yang di miliki remaja sekarang yang membuat mereka buta akan kepeduliannya kepada masyarakat yang membutuhkan pelanggan di pasar. Di pasar bisa selfie tidak jawab beberapa remaja “untuk apa cape- cape ke pasar panas- panasan kan sekaran sudah ada mini market yang tidak becek dan panas” ungkap salah satu remaja. Kita tidak bisa menyalahkan remaja- remaja ini juga mereka hanya mengikuti alurnya globalisasi. Yang mana mereka hidup di zaman yang serba moderen sekarang.

“bukan hanya remaja kok yang banyak berdatangan di gedung- gedung elit para ibu- ibu juga kebanyakan datang dan berbelanja di gedung- gedung elit ini” ungkap salah satu remaja mebela diri. Para kalangan ibu- ibu biasanya belanja di gedung- gedung elit itu punya waktu seperti hari- hari besar contahnya Lebaran, Natal dan tahun baru. Pasar memang memiliki dampak- dampak yang dapat membuat para pembelinya merasakan kebosanan tapi kita sebagai manusia yang memiliki perasaan pasti kita juga memikirkan bagaimana perjuangan masyarakat yang berpanas- panasan berjualan di pasar hanya untuk menafkahi keluarganya.untuk para remaja marilah buka mata hati kita untuk melihat sedikit perjuanagn itu.

=======================================================================

CERITA NELAYANG KOTA PALU DALAM NASKA
REKLAMASI PANTAI OLEH SANGGAR SENI KAKTUS

PALU (05/11)- Cerita Nelayan dan Petani garam kota Palu yang di publikasikan melalui pertunjukan Seni oleh para Pekerja Seni Sanggar Seni Kaktus Fisip. Dengan mengangkat tema Reklamasi Pantai yang bertujuan mewakili perasaan masyarakat tentang apa yang mereka rasakan akibat reklamasi Pantai ini.

    Nelayan kota palu kini tak bisa  berbuat apa- apa, laut yang dulunya di jadikan tempat mata pencaharian sebagian masyarakat kota palu kini menjadi wilayah Reklamasi Pantai yang di lakukan para kontraktor yang bekerjasama dengan pemerintah yang bertujuan untuk membangun tempat pariwisata di kota Palu. Kejadian ini di angkat menjadi sebuah Tema pertunjukan Expo Sanggar Seni Kaktus tahun 2015 yang berjudul Reklamasi Pantai. Para Mahasiswa yang menjadi Panitia, Pemain Drama, Penari dan Pemusik menampilkan sebuah pertunjukan seni yang menceritan tentang bagaimana masyarakat dan pembangunan reklamasi pantai ini.dalam pertunjukan seni ini para mahasiswa bertujuan untuk mempublikasikan bagaimana perasaan para masyarakat dan juga bertujuan untuk melontarkan pertanyaan kepa masyarakat “apakah masyarakat menerima Reklamasi ini di lakukan atau sebaliknya ?”. itulah tujan pertunjukan seni ini di buat.

Didi  dan Saribanon adalah penulis dari Naskah Expo ini. Didi mengungkapkan “saya menulis Naska ini hanya untuk mewakili para masyarakat dan pemerintah kemudian saya ingin melontarkan banyak pertanyaan kepada mereka, siapkah mereka dengan Reklamasi yang akan di bangun itu” jelas sang penulis sekaligus sutradara dari Pertunjukan Seni ini. Para Mahasiswa sangat memperhatikan maslaha yang sedang melanda sebagian masyarakat Kota palu ini “saya sebagai pemain dalam pertunjukan seni ini sangat merasakan bagaimana para masyarakat sangat terbebani dengan Reklamasi ini, banyak para nelayan yang akhirnya tak bisa lagi merasakan indahnya tempat mata pencaharian mereka” ungkap Pupy pemain drama dalam pertunjukan seni ini.

    Dalam pertunjukan seni ini kita bisa melihat bagaimna perjuangan masyarakat mempertahankan wilayah mereka tetapi para pengusaha mengiming- imingkan hal- hal yang menggiurkan masyarakat tapi pada akhirnya masyarakat merasakan keresahan itu. Para mahasiswa berusaha keras memberikan penampilan yang baik agar pesan yang terkandung di dalam pertunjukan tersebut tersampaikan dengan baik kepada masyarakat ataupun pemerintah.

Agung Irnadi mengatakan "Dalam pertunjukan ini kami selaku mahasiswa tidak menjadi orang- orang yang Pro ataupun Kontrak dalam permasalahan ini, kami hanya ingin melontarkan pertanyaan kepada kedua pihak ini” jelas salah satu Panitia Expo ini. Sudah sangat terlihat dalam pertunjukan seni ini masyarakat masi bingung atas keputusan yang akan mereka ambil di satu sisi Pantai adalah tempat mata pencaharian mereka tetapi di sisi lain pembangunan tempat Wisata itu sangat bagus untuk Kota yang lagi dalam tahap maju ini. Kita bisa lihat sekarang di sekitaran pinggir pantai sudah tertimbun dan sudah mulai dibangun berbagai tempat wisata, ini juga bisa menjadi lahan kerja untuk sebagian masyrakat, lahan untuk berjualan sangat terbuka untuk para masyarakat yang ingin membuka cafe- cafe di pinggiran pantai. Tapi apakah para nelayan dan petani garam bisa melakukannya ? semuanya masi tanda tanya, pemerintah juga belum memperlihatkan kebijakannya.

Sampai saat ini Reklamasi Pantai masi di berjalan masyarakat kota palu hanya bisa melihat dan menunggu apa yang akan di lakukan pemerintah kepada mereka, masalah ini tidak akan selesai sampai pemerintah mendapatkan solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Tiara Ainun Pertiwi
B 501 14 051

Read More »

1. Pemuda Pemudi Penggerak Hati

Lelah, gerah, keringat bercucuran hingga tenggorokan bagai sawah dimusim kering itulah mungkin yang dialami para anggota Pemuda Pemudi peduli asap kota Palu.

Palu 17 Oktober 2015 tepatnya dibundaran Hasanudin  mereka melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan pada saudara kita yang pandangannya pernafasan bahkan kesehataannya dibayang bayangi asap. Afandi sebagai penyelenggaran kegiatan ini menyatakan “kami teridiri dari aktifis masyarakat , mahasiswa Untad , Unisa dan Stimik kamipun ihklas dan melakukannya suka rela tanpa ada iming-iming imbalan atau keuntungan apapun”

ini aktifitas rutin yang akan kamu lakukan hingga mencapai target,
dimana dana yang diperlukan mencukupi untuk membeli masker dan bahan makanan siap saji untuk dikirimkan pada saudara kita yang berada disumber bencana asap ini berasal.

Yah kita tau , Indonesia telah dilanda kebakaran hutan yang sangat hebat dan menjadi negara terbesar diasia yang menjadi sumber asap . Indonesia tepatnya pulau Kalimantan dan Sumatra merupakan penyumbang asap terbesar diIndonesia dengan mencapai 1878 titik api.

Sekolah diliburakan , aktifitas perdagangan dan perkantoranpun pincang. Penyakit Ispa, Asma dan penyakit pernafasan lainnya menyerang warga disumber titik api, bahkan sudah mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.

Kronisnya semua korban ialah anak berumur dibawah 5tahun dan dikabarkan akan terus bertambah sehubung dengan banyaknya balita yang masuk dan menjalani perawatan dirumah sakit.

Tidak hanya mengganggu kehidupan masyarakat yang berada dipusat titik api , Penerbangan disejumlah bandara besarpun ikut terganggu dari Domestic maupun Internasional. Ada yang mengalami delay berjam-jam bahkan ada yang sampai pembatalan keberangkatan karna kabut asap yang tak kunjunghilang.

bukan hanya Indonesia saja yang merasakan dampak kabut asap bahkan negara tetanggapun terganggu. Disinilah Pemerintah sangat diharapkan berfikir kritis menyelesaikan bencana ini.

“Untuk itu mohon untuk warga kota palu marilah kita membantu menyisihkan sedikit harta kita untuk membantu beban saudara kita yang harus hidup berdampingan dengan asap” karna sedikit bantuanmu sangat berarti buat mereka
tegas Afandi.


======================================================================

2. Pembegalan dibawah sinar rembulan

Begal , mereka orang yang tega mencelakakan demi mendapatkan harta dari para korbannya. Aksi busuk ini , menjadi sebuah aktifitas rutin saat bulan bersinar terang seolah para pihak yang berkewajiban menjaga keamaan masyarakat buta dan tuli dengan aktifitas para begal yang sangat merugikan masyarakat .

Palu (10/11) pukul 23.00 , seorang ibu dengan putrinya menjadi korban aksi pembegalan. Ibu Rani dan putrinya baru plang sehabis berkunjung dirumah saudaranya di Perdos Tondo. Namun naas , mereka menjadi target pembegalan sekelompok pemuda keji. Menurut ibu rani “pembegal itu berjumlah 3orang dengan menggunakan 2 motor” dalam melakukan aksinya

mereka mengancam ibu rani dengan pisau untuk mangambil semua harta benda bahkan mereka tidak segan mencium Andini anak ibu Rani , namun karna melawan ibu Rani dan putrinya mendapat pukulan keras dipipi  dan perut , sukur tidak ada luka benda tajam. Setelah mendapat barang berharga akhirnya gerombolan pemuda keji tersebut pergi.

Aksi pembegalan dengan modus menunggu targetnya melewati jalan sepi sudah menjadi aktifitas rutin dikota Palu , kebanyakan korbannya ialah para wanita dan pria yang masi dibangku sekolah.

Seharusnya pemerintah kota Palu harus bertindak tegas dan aktiv mengingat korban pembegalan tersebut sudah sangat banyak.Ardi suami ibu rani mengatakan “saya kecewa dengan polisi saat ini
kinerjanya sangat lambat dan kurang pengawasan, saya berharap dengan kejadian ini polisi bisa segera menemukan pelaku pembegalan dan melakukan patroli malam untuk mencegah hal ini terjadi lagi”

Dari kejadian yang menimpa ibu Rani , kita dapat jadikan pelajaran  dimana saat kita berkativitas kapanpun dan dimanapun bahaya bisa saja menghampiri tampa pandang bulu, hindari naik kendaraan bermotor saat memasuki tengah malam kalaupun terpaksa jangan melewati jalan yang sepi dan kurang penerangan !! (Fadel)

Andy Moh Fadel
B 501 14 048
Read More »

POS KAMLING

  Malam di kota Palu kini terasa semakin tidak nyaman, kejahatan saat semakin marak terjadi di jalanan Kota. Tidak hanya jalanan Kota Palu saja, di area Kompleks perumahanpun tidak terasa aman akibat ulah kejahatan yang semakin nekad dan berani, Aparat Keamanan semakin lamban dalam menekan angka kejahatan.

  Ya, dahulu pernah ada suatu sistem keamanan keliling yaitu “POS KAMLING”. Dulu kakak laki-lakiku pernah menjadi anggota Pos Kemanan Keliling kami merasa aman tanpa ada perasaan takut akan tindak kejahatan karena adanya Pos Keamanan Keliling tersebut, Beliaulah Pemuda yang paling tua di kompleks perumahanku.

  Dia bersama bapak-bapak termaksud Ayahku dan pemuda di kompleks rumahku berkumpul bersama tanpa adanya rasa takut melawan malam dan kejahatan mereka seperti pahlawan bagiku. Para Ibu pun tak mau kalah mau ikut serta walaupun hanya membuatkan secangkir Kopi hangat atau cemilan yang bisa dimakan seadanya.

   Kakakku mendapatkan giliran menjaga pada hari selasa dan kamis sedangkan Ayahku mendapat giliran jaga hanya pada hari sabtu saja karena beliau agak sedikit terbatas dengan pekejaan kantornya.
   Kekuatan dari Pos Kamling adalah pemuda-pemuda yang ada dikompleks kami, hal ini di karenakan aktifitas Pemuda lebih sedikit di banding dengan orang tua kami yang sudah bekerja.

  Teringat dibenak saya ketika itu seperti apa tampang kakakku yang hendak pergi menjaga keamanan kompleks kami. Dia hanya memakai pakaian rumah dan kain sarung andalannya serta pentungan kayu yang dibuatnya sendiri untuk berjaga.

  Ada perasaan lucu juga ketika melihat penampilan kakak saya tersebut namun itu sudah menjadi ciri khasnya sendiri.

  Pernah waktu itu kejadian yang sangat menegangkan ketika kakakku bersama teman-temannya yang berjaga pada hari itu mendapati seseorang yang hendak mencuri sebuah sepeda motor. Ternyata si pencuri tersebut masih anak-anak yang bisa di katakana tergolong muda.

   Ketika itu kakakku dan teman-temannya lansung membawa pemuda tersebut ke rumah Ketua RT kami. Tindakan yang diambil kakakku dan teman-temannya merupakan prosedur yang benar tanpa harus main hakim sendiri.

  Tak hanya sebagai sarana pengamanan saja Pos Kamling juga menjadi sebuah ajang silahturahim. Masa kecilku terasa menyenangkan karena saat pulang sekolah Pos Keamanan Keliling juga tempat bermain saya dan teman-teman. Sekarang Pos Keamanan Keliling tinggal jadi kenangan bagi kami dimasa kecil kami. Dapat di tebak sekarang masyarakat Kota Palu semakin individualis dan tidak ada lagi kebersamaan yang terjalin akibat kesibukan masing. Saya pribadi rindu akan masa-masa itu. Masa di mana ketika angka kejahatan dapat ditekan masa dimana saya, kakak saya dan orang disekitar saya berkumpul bersama membuat suatu perasaan aman tidak hanya untuk prbadi saya tapi atas nama kebersamaan yang hilang ditelan waktu.

  Pos kamling memang kecil tapi kebersamaan di dalamnya sangat terasa kuat itulah yang menciptakan suasana aman ketika berada di Pos Kamling. Tertawa dan berbagi cerita bersama apalagi di temani secangkir kopi suasana seperti itu yang tidak akan kita temui lagi saat ini di sekitar rumah kita.


=======================================================================

CAFE TAMAN RIA

  Sepi dan gelap itulah yang dapat menggambarkan kondisi café-café yang ada di seputaran Taman Ria.semenjak adanya mall-mall besar seperti Palu Grand Mall dan sebagainya, nasib cafe-café yang ada di seputaran Taman Ria menjadi sepi.

   Ada juga yang masih bertahan dengan cafenya namun tak sebanyak café yang sudah tidak beroprasi lagi. Masyarakat Kota Palu menganggap menu yang di sajikan di Mall lebih bervarian dan berkelas dibandingkan dengan apa yang disajikan di café-café Taman Ria. Namun ada beberapa menu juga yang tidak disediakan di Mall-mall seperti Palu Grand Mall. Makanan dan minuman seperti Stik pisang dan Saraba yang merupakan cemilan khas Kota Palu.

   Sewaktu saya SMA café-café di Taman Ria begitu ramai sebelum Mall-mall besar di bangun di Kota Palu. Masa-masa di mana ketika saya dan cinta pertama saya selalu menyempatkan diri untuk mampir di Café Taman Ria.

    Tapi semuanya menjadi kenangan yang tak bisa di lupakan. Selain harga makanan dan minuman yang terjangkau bagi saya di masa itu menikmati pemandangan Teluk Kota Palu juga sangat menyenagkan bagi saya dan teman-teman saya waktu itu.

NAMA         : BERNALDUS H MBATA
STAMBUK  : B501 10 113

  
  
Read More »

Komunitas Palu Skateboard, Jatuh Bangun Cari Skate Par

Palu Skatebording. Ya, itu namanya. Komunitas pecinta skate board di Palu ini berdiri sekitar bulan Oktober tahun 2008 .atas prakarsa 7 orang yakni Bolla, Ajai, Kutsu, Riko, Eko, Ardi, dan Ilo. Ketujuh orang ini ingin  membuat warga Palu semakin mengenal skate board. Karena tidak tersedianya skate park di Palu saat itu, mereka hanya bermain di Jalan Balai Kota di samping Lapangan Vatulemo. Kemudian mereka sempat berpindah-pindah bermain skate dari Taman Vatulemo, parkiran samping Mall Tatura, Bundaran Bumi Nyiur, samping lapangan basket Taman GOR hingga akhirnya kini komunitas ini menggunakan bekas lapangan basket di lapangan GOR sebagai skate park.

Sejak tahun 2010 inilah akhirnya teman-teman Palu Skateboarding punya tempat bermain yang tetap. Walaupun sempat susah payah agar diberikan tempat,

kini di tempat ini mereka telah membangun beberapa fasilitas penunjang bermain skate board. Komunitas ini pernah beberapa kali memenangi kejuaraan di luar Palu. Para rider (sebutan pemain skateboard) Palu Skateboarding pernah mengikuti kejuaraan di Manado, Makassar, dan Karawang. Saat kejuaraan di Manado, mereka sempt meraih juara 3.

Pada saat Walikota Cup di Makassar tahun 2013 ini, mereka berhasil meraih Juara 1 kelas Beginner. Di Palu sendiri telah dilakukan beberapa kali kompetisi skate board, yang diinisiasi oleh Heru, pemilik Worang Way Store. Warong Way Store adalah satu-satunya toko perlengkapan skate board yang ada di Palu yang terletak di Jalan Tanjung Satu no 30.

Komunitas dengan 100-an lebih anggota ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung ataupun sekedar riding bersama setiap sorenya. Saat ini mereka sedang bekerja sama dengan beberapa brand lokal Palu, seperti Ai Denim, Esmelerco, dan One Day untuk mengembangkan skate park yang telah ada.

=======================================================================

Club Vespa di Sulteng terbesar ke-tiga di indonesia

Pembentukan club-club sepeda motor jenis Vespa di Palu, Sulawesi Tengah terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Tak heran, saat ini jumlah club Vespa yang resmi terbentuk di seluruh wilayah yang ada di Sulteng, sebanyak 24 club. Berdasarkan jumlah ini, club Vespa yang tergabung dalam satu wadah yakni, Komunitas Club Vespa (KCV) Sulteng, tercatat sebagai club Vespa terbesar ke-tiga di Indonesia, setelah club Vespa se-Pulau Jawa dan club Vespa se-Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sedangkan untuk Pulau Sulawesi, Sulteng menduduki peringkat ke-dua terbesar setelah Sulsel," terang Wakil Ketua KCV Sulteng, Dari 24 club Vespa tersebut, masing-masing memiliki anggota berjumlah 20 hingga 30 orang
.
Dari 24 itu, ada club Vespa ekstrim, clasik, dan original, Sedangkan anggota yang tergabung dalam 24 club itu, hampir di ikuti semua kalangan. Untuk club ekstrim banyak orang-orang yang sudah berumur, di club clasik banyak anak-anak muda, dan club original anggotanya tercampur dari semua kalangan. Dan tidak hanya anggota laki-laki, melainkan juga banyak anggota dari 24 club itu wanita, tandasnya.

Club Vespa di Sulteng, terbentuk sejak tahun 80-an dan terus berkembang hingga saat ini. Selain banyak club-club dengan anggota yang banyak. Di Sulteng, juga sudah banyak terbangun bengkel khusus melayani Vespa dan toko khusus penjualan onderdil Vespa.

Miliki Vespa di Palu tidak perlu takut, karena kalau rusak tinggal bawa ke bengkel khusus Vespa saja dan kalau ada onderdilnya yang rusak tinggal dibeli saja, karena toko penyedia onderdil Vespa juga banyak di Palu, aku salah satu anggota club Vespa Palu,  Club Vespa di Sulteng, terkhusus di Palu tidak hanya menggelar kegiatan rolling, kontes, dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Vespa.

Melainkan juga gencar menggelar kegiatan-kegiatan sosial, seperti  ke panti-panti asuhan, dan beberapa kegiatan sosial lainnya. Jadi di club segala kegiatan telah di agendakan, tiap minggu tidak mesti hanya rolling saja. Juga kita lakukan kegiatan sosial, sambil silaturahmi antar club se-Sulteng. Dan kegiatannya di rolling tiap-tiap daerah yang ada di Sulteng," sambung anggota club Vespa lainnya, Riyan.Dengan konsisten terhadap kegiatan-kegiatan sosial, tidak salah jika club Vespa di Sulteng, sangat disambut baik seluruh instansi pemerintahan di Sulteng.

Pemerintah sangat mendukung adanya club Vespa di Sulteng, khususnya Palu. Mereka juga selalu membantu dan mendukung jika kami menggelar kegiatan, katanya.  Kemarin saja kami gelar Celebes Scooter Party yang diikuti peserta se-Indonesia sebagian besar danannya dibantu oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi. Itu kami anggap wujud perhatian serius pemereintah terhadap komunitas ini.

Evita Damara
B 501 14 032

Read More »

KEANEKARAGAMAN PAKAIAN ADAT SULAWESI TENGAH

    Indonesia kaya akan budaya. Pakaian tradisional salah satu dari berbagai macam keanekaragaman budaya yang ada di Negeri kita tercinta, Indonesia. Pakaian tradisional merupakan bentuk fisik atau artefak budaya yang dimiliki masing-masing wilayah. Pakaian tradisional atau disebut pakaian adat dapat memperlihatkan keragaman dan kekayaan negeri ini. Walaupun berbeda-beda setiap daerah namun kita tetap satu. Seperti semboyan “Bhineka Tungga Ika”.

    Apa bila di Jawa terkenal dengan kebayanya, lantas di Sulawesi Selatan terkenal dengan baju bodohnya, maka di Sulawesi Tengah kita akan menemukan berbagai pakaian adat. Berbeda dengan daerah yang lain yang kebanyakan hanya memiliki satu jenis pakaian adat masing-masing provinsi. Sulawesi Tengah malah memiliki lebih dari satu pakaian adat.

    Di Sulawesi Tengah, setiap etnis memiliki pakaian adat tersendiri. Etnis di Sulawesi Tengah bukan hanya satu namun lebih. Misalnya pakaian adat etnis Kaili Kota Palu, etnis ini memiliki baju Nggembe yang digunakan para perempuan Kaili, berbentuk segi empat, berkerah bulat berlengan selebar kain, panjang blus sampai pinggang dan berbentuk longgar. Dilengkapi dengan penutup dada atau sampo dada dan memakai payet sebagai pemanis busana. Sarung tenun Donggala menjadi aksesoris bagian bawah pakaian ini. Aksesoris yang digunakan untuk pakaian ini ialah anting-anting panjang atau daili Taroe, kalung beruntai atau Gemo, gelang panjang atau Ponto Ndate. Memakai ikat pinggang yang dinamakan Pende atau pending yang digunakan saat seorang perempuan memainkan tarian khas Sulawesi Tengah. Bahan emas dan perak menjadi bahan untuk membuat ikat pinggang ini dengan cara dicetak. Pada bagian dalam pende dibuat sebuah tempat untuk memasukkan tali pengikat kain yang berwarna kuning dan diberi hiasan membuat para perempuan kaili terlihat cantik dan anggun saat memakai pakaian adatnya.

    Pria kaili juga tidak kalah gantengnya memakai Baju koje/Puruka Pajana. Pakaian ini terdiri dari dua bagian, yaitu Baju Koje dan Puruka Pajana. Baju Koje atau baju ceki adalah kemeja yang bagian kerahnya tegak dan pas dileher. Berlengan panjang, panjang kemeja sampai ke pinggul dan dipakai di atas celana. Dipadukan dengan puruka pajana atau celana sebatas lutut, bermodel ketat namun killnya harus lebar agar mudah untuk duduk dan berjalan. Ditambahkan aksesoris sarung dipinggang, keris, serta sebagian kepala menggunakan destar atau siga.

    Selain pakaian adat kaili ada juga pakaian adat etnis Mori di kabupaten Morowali. Untuk perempuannya menggunakan blus lengan panjang atau bahasa Mori dinamakan dengan lambu. Berwarna merah dengan hiasan dan motif rantai berwarna kuning. Dilengkapi dengan bawahan  rok panjang berwarna merah atau hawu bermotif rantai dan berwarna kuning. Tidak lupa mahkota atau pasapu digunakan untuk bagian kepala. Agar terlihat lebih indah ditambahkan aksesoris pada pakaian ini ialah konde atau pewutu busoki, tusuk konde atau lansonggilo, anting-anting atau tole-tole, kalung atau enu-enu, gelang tangan atau mala, ban pinggang atau pebo’o, dan cincin atau sinsi. 

    Sementara para pria Mori memakai kemeja lengan panjang atau bahasa Mori disebut Lambu. Kemeja ini berwarna merah dengan hiasan motif rantai berwarna kuning sama seperti pakaian perempuan etnis Mori. Untuk bawahannya menggunakan celana panjang berwarna merah atau saluara. Dipadukan dengan bate atau destar pada bagian kepala dan ikat pinggang menjadi pelengkap terakhir untuk pakaian adat pria Mori. Tampak begitu serasi dengan pakaian perempuan etnis ini.

    Masih banyak lagi ragam pakaian adat Sulawesi Tengah, walaupun berbeda-beda tiap etnis namun masih ada beberapa kesamaan dalam pakaian adatnya. Ini menandakan bahwa Indonesia kaya budaya. 

========================================================================


TARIAN TRADISIONAL PARA WANITA PENENUN

    Tarian tradisional merupakan seni budaya yang tidak bisa kita tinggalkan, sangat melekat pada suatu daerah yang bisa menjadikan seni budaya itu dikenal hingga ke pelosok Negara. Begitu banyak tarian yang ada di Indonesia tercinta ini. Dari Sabang hingga Marauke semuanya memiliki tarian yang diwariskan oleh leluhur. Begitu halnya di kota Palu yang memiliki warisan tarian dari leluhur yang menjadi kebudayaan seni turun temurun dan dikembangkan oleh masyarakat.

    Di kota Palu ini memiliki banyak jenis tarian-tarian budaya salah satunya adalah tarian tradisional yang menggambarkan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Namanya adalah Tari Pontanu. Tari Pontanu adalah tarian tradisional yang berasal dari Donggal, Sulawesi Tengah. Tarian ini ditarikan oleh para wanita dan gerakan tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun sarung donggala, yaitu jenis sarung yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah yang memiliki motif dan warna yang indah diperkaya dengan sulaman benang emas. Dalam bahasa kaili dinamakan Buyu Sabe. Kain sarung ini dulunya dibuat dengan cara tradisional, yaitu ditenun, dari sinilah tari Pontanu dibuat gunanya sebagai apresiasi terhadap para penenun dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan kain sarung khas Donggala.

    Beralih ke pertunjukannya. Tari pontanu ini biasanya terdiri dari 4 orang penari wanita atau lebih. Untuk gerakan dalam tarian Pontanu ini lebih didominasi dengan gerakan tangan yang lembut dan gerakan kaki yang menyilang. Tarian ini diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan kemudian di tengah-tengah tarian penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada akhir tarian barulah dikeluarkan sarung khas donggala yang dibawa oleh masing-masing penari dengan cara dibentangkan atau dikibarkan layaknya bendera lalu ditunjukan kepada penonton.

    Untuk pengiring dalam pertunjukan tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional Sulawesi Tengah seperti Ngongi atau yang disebut Gong dan Ganda yang biasa disebut dengan gendang. Untuk irama yang dimainkan disesuaikan dengan para penari sehingga terlihat selaras.

    Disamping semua itu, tari pontanu memiliki busana yang sangat indah yang digunakan pada saat pertunjukan. Pakaian tari pontanu terdiri dari blus longgar tanpa potongan lengan dan bagian leher berbentuk segi empat, dalam bahasa kaili dinamakan baju nggembe. Berwarna merah muda dilengkapi dengan penutup dada berwarna biru dan dihiasi dengan picing/mote berwarna kuning yang membuat semua yang memakainya terlihat begitu anggun ditambah lagi bagian bawahnya menggunakan sarung Donggala (Buyu Sabe) berwarna merah muda hingga ke mata kaki. Ditambah assesoris anting-anting panjang atau Daili Taroe, tusuk konde atau polosu unte dan gelang atau biasa dinamakan ponto dalam bahasa kaili. Terlihat sangat cantik saat para penari memakainya. Dan tak lupa Sarung Donggala yang dilipat-lipat atau diselipkan pada ban pinggan. Dulunya baju nggembe hanya dapat digunakan oleh remaja putri pada upacara adat atau pesta. Namun dalam perkembangannya baju ini dipakai sebagai pakaian Tari Pontanu.

    Seiring berjalannya waktu, musim berganti musim, tahun berganti tahun Tari Pontanu masih terus dilestarikan dan dikembangkan di daerah Sulawesi Tengah khususnya daerah Donggala. Hingga saat ini tarian ini masih ditampilkan diberbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, promosi pariwisata dan berbagai acara lainnya. Dalam perkembangannya, berbagai kreasi dan variasi sering ditambahkan agar lebih menarik namun tidak menghilangkan ciri khas tarian tersebut yaitu kegiatan menenun. Begitulah cara masyarakat kota Palu menghargai para penenun.
   
Irdha Aprianti
B 501 14 044
 

Read More »

Aktivitas pertambangan yang menyebabkan, pembudidaya rumput laut menjadi sedikit.

Potensi budidaya rumput laut di Teluk Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah terancam punah dengan berkembangnya investasi pertambangan galian  sejak beberapa tahun terakhir di sekitar teluk yang tenang itu,sehingga mengakibatkan  ratusan petani rumput laut di daerah itu beralih profesi menjadi buruh tambang, karena budidaya rumput laut terganggu dari aktifitas kapal milik usaha tambang galian, yang menyebabkan tercemarnya air laut yang diakibatkan oleh kapal-kapal tongkang yang membawa material galian dari pertambangan.

 hal itu yang mengakibatkan rusaknya budidaya rumput laut dari warga, yang menyebabkan           petani rumput laut merasa enggan untuk membudidayakan rumput laut dan lebih memilih            menjadi buruh tambang sehingga meninggalkan aktivitas yang digelutinya sebelum masuknya perusahaan tambang.
 

Sebenarnya budidaya rumput laut ini adalah salah satu aktivitas yang begitu menjanjikan bagi warga, dan kegiatan ini juga tidak mencemari ekosistem dilaut dibandingan dengan pertambangan yang walaupun hasil yang begitu besar tentu saja akan membuat pengaruh negative bagi ekosistem laut Selain itu juga dampak dari, limbah galian pertambangan dan tumpahan minyak dari kapal tongkat ikut merusak pembudidayaan rumput laut. Padahal, potensi pengembangan rumput laut sangat besar di kawasan tersebut.                                                       

dan dapat membunuh binatang yang berada dilaut akibat dari limbah yang menetes kelaut apalagi dalam jangka yang lumayan panjang.

Penyerapan tenaga kerja juga tidak seberapa karena mayoritas hanya buruh kasar, belum lagi dampak penyakit dan kerusakan lingkungan akibat penambangan itu, jadi bisa dikatakan warga disekitar kenanya dampak dari pertambangan itu hanya sebagai penonton dan sebagai penanggung dari dampak yang titimbulkan melalui pencemaran.

Mereka juga memerlukan pekerjaan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga kecilnya yang hanya mengharapkan dari aktivitas membudidayakan rumput laut, tetapi kenyataan yang mereka harus hadapi dan pekerjaan yang mampu menghidupi mereka harus termusnahkan oleh kegiatan yang sama sekali tidak mereka inginkan, mungkin hanya orang-orang besar yang berada didalam kegiatan penambangan itulah yang merasakan keuntungan dari aktivitas penambangan itu tetapi tidak untuk rakyat kecil yang menggantungangkan hidupnya pada budidaya rumput laut yang kini hanya tinggal sedikit harapan yang tidak bisa dilakukan kembali.

Dalam hal ini seharusnya pemerinta harus mengevaluasi kegiatan tambang tersebut, dan kembali menggalakkan budidaya rumput laut yang sebelumnya menjadi primadona di Palu, bukanya ingin menghentikan aktivitas pertambangan, tetapi setidaknya peemerintah memberikan solusi yang baik agar budidaya rumput laut tidak dipunahkan oleh kegiatan dari pertambangan karena sebagian orang dari warga menggantungkan hidupnya dengan budi daya rumput laut.


=====================================================================


Reklamasi Pantai Talise, menghilangkan mata pencaharian warga dan merusak lingkungan maupun makhluk hidup..

Kita semua membutuhkan garam untuk penyedap makanan, bukan reklamasi maupun bangunan yang tinggi.

Pantai Talise kini terancam akan di reklamasi atau ditimbun. Hal tersebut membuat banyak para petani garam merasa keberatan terhadap sikap pemerintah ini karena secara langsung aktivitas reklamasi pantai akan membuat petani garam akan punah tergantikan oleh tingginya Mall, Pusat Perbelanjaan dll.

Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa lahan sawah penggaraman itu menjadi sumber mata pencaharian utama bagi para petaninya. Selama ini mereka mengais rezeki untuk menafkahi istri, anak dan keluarga mereka. Sementara dengan alasan lain.,

 pemerintah berniat mengubah wajah penggaraman yang selama ini khas dengan aroma garam tradisionalnya menjadi sebuah kawasan elit dengan panorama gedung pencakar langit untuk sebuah hotel dan rumah sakit berkelas internasional.


Kebijakan tersebut tentu saja membuat cemas banyak pihak khususnya para petani garam sekitar. Kecemasan para petani itu bisa dilihat dari sikap protes mereka yang terpasang pada sebuah spanduk yang bertuliskan bahasa penolakan terhadap rencana itu. “Kami Petani Garam Talise, Menolak Reklamasi”.

Mungkin hanya dengan tulisan sederhana itu mereka berharap bisa menggugah nurani para pengambil kebijakan di daerah ini untuk sedikit menoleh kepada kegalauan mereka. Karena mereka mulai cemas , jika reklamasi itu akan membuat mereka kehilangan mata pencaharian. Sebab, jika nanti rencana reklamasi sepanjang 500 meter dari bibir pantai itu akan dengan sendirinya membuat air persawahan mereka kering. Itu artinya, mereka bisa kehilangan sumber irigasi air lautnya. Bagaimana tidak, reklamasi itu akan membuat para petani kesulitan mendapatkan air laut yang cukup untuk mengisi tambak-tambak garam mereka. Karena, secara otomatis akan semakin membuat jarak tempuh pengairan menujuk areal tambak penggaraman semakin terhambat dan sulit. Sementara sekitar 18 hektare keseluruhan luas tambak garam di wilayah itu tentu saja mengandalkan air laut sebagai sumber pembuatan garam. Kecemasan para petani mulai terasa.

  Belum lagi masalah dan dampak yang ditimbulkan dari reklamasi pantai untuk lingkungan sekitarnya. Contoh kasus di Manado, Pada dasarnya reklamasi pantai boulevard bermanfaat untuk kelangsungan peningkatan ekonomi daerah kota Manado, akan tetapi reklamasi pantai sudah mulai disalah gunakan bagi para pengelolah pusat hiburan. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan bagi lingkungan hidup yang ada dikota Manado antara lain daerah disekitar pesisir pantai rawan banjir karena peninggian air laut yang disebabkan oleh luas volume  di laut yang berkurang.

Musnahnya tempat tinggal hewan dan tumbuhan khususnya disekitar daerah pesisr pantai yang bila terus menerus berlanjut akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah bahkan total bagi ekosistem laut yang ada dikota Manado. Perubahan cuaca yang meningkat drastis akibat matinya tanaman bakau yang ikut berperan dalam menghasilkan oksigen bagi mahluk hidup. Dampak lainnya yaitu pencemaran laut didaerah sekitar reklamasi pantai, seperti pembuangan limbah pusat hiburan berupa sampah anorganik yang bisa membawa dampak buruk bagi ekosistem laut, terutama bagi ikan-ikan dilaut, sehingga turut dirasakan oleh para nelayan bahwa penangkapan sangat menurun drastis. Sebelum Pantai Talise Kota Palu bernasib sama seperti di Manado.

Mengapa Negri ini hanya menuju kepada pembangunan dan tempat belanja dan sebagainya, mengapa tidak ada pemikiran untuk “melestarikan” apa yang sudah ada tanpa harus mengurangi potensi dari alam yang bisa bermanfaat bagi warga disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari apalagi kita ketahui minimnya lowongan kerja di negri ini. Menambahnya penghasilan dalam suatu daerah tetapi menelantarkan sebagian orang kecil yang juga butuh makan untuk melangsungkan kehidupanya dan keluarga kecilnya.Belum lagi suatu dampak yang akan ditimbulkan oleh pembangunan tersebut.

Ayo marilah…! kita bersama menolak reklamasi Pantai Talise demi menyelamatkan para Petani Garam dan Mahluk hidup yang akan ditimbun oleh pemerintah kota.
 
Ketut suta
B 501 14 046


Read More »

Kue Khas Kota Palu(Kue Tetu)

Kue Tetu adalah kue khas warga Palu, Sulawesi Tengah, dibuat dan dijual ketika bulan puasa. Rasanya manis, cocok untuk berbuka puasa. Kue Tetu disebut juga kue perahu. Tetu ini memakai cetakan dari daun pandan yang memang terlihat seperti perahu. Untuk harga sangat murah dan cocok untuk semua kalangan.

Cara pembuatan Tetu tidak rumit. Bagi yang ingin mencoba membuat sendiri, cukup menyediakan adonan tepung terigu dicampur santan dan gula, lalu dikukus dalam cetakan yang berasal dari daun pandan sekitar 20 sampai 30 menit.

Selain berasa manis, Tetu juga bisa dimodifikasi rasanya. Mulai dari rasa durian dan rasa lainnya, kunci utama rasa yang diinginkan dicampur saja pada adonan awal.

Tidak ada yang mengetahui jelas asal-usul awal kue yang sangat sederhana ini. Karena Tetu bisa dijumpai juga saat berkunjung ke Mamuju, Sulawesi Barat, Kendari, Sulawesi Tenggara dan beberapa daerah lainnya yang ada diwilayah.Akan tetapi menurut warga kue ini sudah ada sejak jaman dahulu tepatnya saat jaman penjajahan belanda yang mana saat itu kue ini menjadi makanan yang diperuntukkan untuk acara-acara adat saja,berbeda dengan sekarang yang sangat mudah dijumpai disetiap pasar tradisional.

Bukan hanya itu, kue Tetu juga telah menjadi menu buka puasa wajib bagi sebagian besar masyarakat kota Palu di saat bulan ramadhan. Bagaimana tidak, hampir tidak ada pedagang jajanan buka puasa yang tidak menyediakan kue ini di antara jejeran dagangan mereka. Bahkan, tetu selalu tersedia dalam jumlah yang lebih besar, namun lebih dulu laku dibanding jajanan lainnya. Sebagai tambahan, tetu juga selalu ada di setiap acara berbuka puasa yang digelar oleh kantor-kantor, organisasi-organisasi, maupun individu yang ada di kota Palu. Hal-hal tersebut cukup membuktikan bahwa tetu memang memiliki daya tarik sendiri untuk dikonsumsi sebagai menu buka puasa.

Tetu, Kue dengan adonan dari tepung terigu, santan, dan gula (putih maupun merah) yang dikukus dalam cetakan daun pandan ini tak lain merupakan salah satu penganan khas Palu. Cetakan dari daun pandan menjadikan Kue ini terkesan lebih unik, bahkan masyarakat kota Palu seringkali menamai kue tetu dengan sebutan “Kue Perahu”. daun pandan tersebut memang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu,kue tetu pun menjadi kue yang paling diburu saat bulan ramadhan tiba.

Selain keunikan penyajiannya, faktor utama yang mempengaruhi tingginya minat konsumen akan kue tetu ini tentunya adalah cita rasa dari kue tetu itu sendiri. Tetu memang memiliki rasa yang gurih, dan enak di kerongkongan. Terkadang,untuk menambah cita rasa dari kue tetu, orang-orang menambahkan durian atau nangka (bahkan kedua-duanya) ke dalam adonan, sehingga terdapat kesan baru dalam kue tetu itu sendiri.

=======================================================================

Bawang Goreng Khas Kota Palu
    Kota Palu memiliki buah tangan yang unik,yaitu bawang goreng dan bagi orang luar telah mengenalnya dan memberikan nama bawang goreng Palu.hal ini karena bawang goreng palu telah menjadi identitas kota palu.bawang memang bisa tumbuh didaerah mana saja namun bedanya bawang yang tumbuh diwilayah palu berbeda karena bentuknya lebih lebar dan tebal.rasa nikmat gurihnya ternyata muncul karena bawang yang ditanam tergantung cuaca palu dan hanya diberi sedikit air.

    Jajanan Khas kota Palu yang satu ini sudah sangat dikenal diberbagai wilayah dipalu maupun dikota lain yang berada diIndonesia.menurut salah satu warga asli kota Palu, jajanan sangat baik untuk dijadikan oleh-oleh dan sebagai pelengkap makanan, karena rasanya yang enak dan renyah.

    Dan sampai saat ini Kota Palu kini terkenal dengan bawang gorengnya yang gurih.dari berbagai kabar yang beredar,Bawang Goreng Palu kini tidak hanya tersebar diseluruh Indonesia.tapi telah sampai diKorea Selatan,Australia,Belanda dan juga Amerika karena rasanya yang mendunia.hal yang kemudian muncul karena besarnya peluang usaha bawang goreng tersebut,tak sedikit orang yang ikut serta menjual bawang goreng.

    Akhirnya,uasaha bawang goreng diKota Palu,Sulawesi Tengah, telah bermetamorfosis menjadi usaha yang ikonik.aenka varisasi dan rasa bawang goreng bermunculan saat ini ada seratusan pelaku usaha kecil menengah pembuat bawang goreng diKota Palu.selain komoditasnya khas,usaha ini juga membawa dampak ekonomis yang cukup signifikan,disamping menyerap tenaga kerja pelaku usahanya juga sejahtera.

    Bagi yang ingin berwisata ke Palu jangan lupa untuk mencicipi bawang goreng dan aneka kuliner kahs Palu lainnya.karena kuliner ini dapat dijumpai disetiap sudut kota sehingga mudah untuk didapatkan.


Nama         :Muh Syabdah Alamsyah
Stambuk    :B501 14 011


Read More »

Bukan Sembarang Mencoret Tembok

Tidak ingin disebut sebagai komunitas, mereka berkumpul dengan memiliki kegemaran yang sama. Kemudian membentuk sebuah wadah yang dinamai, Palu Graffiti.Berkreasi dengan menggunakan media tembok atau pada bidang datar. Begitulah yang dilakukan oleh sekumpulan anggota Palu Graffiti. "Kami lebih condong dinamakan sebagai sebuah wadah atau tempat bernaung daripada komunitas. Hahaha." Tutur Eno yang bertindak sebagai penggagas Palu Graffiti.

Mulanya terdapat sejumlah penggiat gambar yang menghasilkan karyanyapada sejumlah bangunan tembok yang ada di Kota Palu ini. Tetapi, mereka tidak ingin menampakan diri, alangkah segannya akan terjerat pelanggaran terhadap tata ruang kota ini. Kemudian salah seorang penggiatnya, berniat mengumpulkan para oknum yang memiliki hobi yang sama untuk mendirikan suatu wadah kumpul-kumpul yang bertujuan untuk berbagi pengalaman dan keahlian mengenai seni menggambar pada media tembok, yang biasanya disebut dengan istilah bombing. Atas dasar inilah Eno berani mempublikasikan diri pada khalayak umum mengenai suatu bidang seni gambar tersebut.

"Kami lebih condong dinamakan sebagai sebuah wadah atau tempat bernaung daripada komunitas. Hahaha." Tutur Eno yang bertindak sebagai penggagas Palu Graffiti.

Bermodalkan beberapa warna Cans atau cat semprot, Eno mengkreasikan gambarnya di tengah orang banyak untuk menarik perhatian. Hal tersebut dilakukan berulang kalihingga memancing beberapa penggiat graffiti atau Bomber lainnya agar memperlihatkan diri. Saat itulah asal muasal berkumpulnya para Bomber, yang kemudian ditetapkan sebagai suatu wadah bernama Palu Graffiti pada 1 Juni 2012.

Hingga saat ini anggota yang tergabung di Palu Grafiiti berjumlah 20 orang, mereka sendiri tidak mematok kriteria tertentu untuk bisa bergabung dengan Palu Graffiti. Bahkan menurut penuturan Eno, tidak sedikit orang yang tergabung di dalam Palu Graffiti adalah orang yang dapat menggambar. Mereka dengan tangan terbuka menerima siapapun untuk bergabung didalamnya. 

Salah satu hal yang unik dalam Graffiti, adalah keahlian yang unik dimana pelakunya harus memiliki skill dalam menggambar. Mereka berprinsip, "Seorang pelukis tidak dapat membuat graffiti, begitu pula sebaliknya". Inilah dasar dari pemahaman mereka, bahwa seseorang yang membuat graffiti, tidak harus pintar melukis.

Tidak hanya berkreasi disekitaran Kota Palu, Palu Graffiti juga terjadwal sering melakukan perjalanan ke beberapa daerah diluar Kota Palu, seperti Donggala dan Poso adalah tempat tujuan untuk memamerkan hasil karya dan menjaring Bombers lainnya.Palu Graffiti juga pernah kedatangan tamu sesama Bombers yang berasal dari luar Kota Palu. Tergabung dalam TII (Transparancy International Indonesia), Share Room serta melakukan bombing bersama, selainitu juga pastinya ada sesi berbagipengalaman dan keahlian.

Palu Graffiti telah tergabung dan terdaftar di ISAD (Indonesia Street Art Database), sebagai perkumpulan pengrajin seni graffiti di pulau Sulawesi. Para anggota Palu Graffiti begitu mengharapkan agar mendapatkan pengakuan publik, khususnya di Kota Paluy dan meyakinkan pola pikir khalayak bahwa karya graffiti tak bernilai negatif. Namun kreasi tersebutadalah suatu ekspresi atau pengungkapanmengenai kritikan dan pemikiran melalui jalur seni dan kreatifitas. 



======================================================================

Wujudkan Kota Palu Lebih Bersih & Hijau

Dalam rangka memperingati Momentum Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari, beberapa komunitas Hijau yang ada di kota Palu melakukan aksi yang bertajuk “Bergerak Untuk Indonesia Bebas Sampah 2020,” Minggu Pagi (22/2/2015), bertepatan dengan acara Car Free Day yang dilaksanakan serentak Seindonesia.

Kegiatan peduli lingkungan yang berupa bersih-bersih sampah dari komunitas Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Sulawesi Tengah, Gerkatin Sulteng, Earth Hour, Komunitas Gerakan Berbagi, Perwakilan BLH kota palu, Bappeda Kota Palu, BPM, serta masyarakat umum.

Aksi tersebut dilakukan dengan Berjalan, Berlari, Bersepeda. Kemudian pada pelaksanaannya setiap peserta diminta untuk menginstal aplikasi PhiRuntrophy melalui Appstore, yang mana melalui penggunaan aplikasi tersebut setiap 1 km, peserta mendonasikan Rp. 2000 untuk Gerakan Indonesia Bebas Sampah.

Muhammad Ruslan selaku Koordinator Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Palu mengatakan bahwa aksi tersebut digelar bertepatan dengan kegiatan dari pihak Kepolisian yang melakukan uji coba penutupan jalan dari patung kuda talise hingga taman ria. Uji coba tersebut dalam rangka pelaksanaan Car Free Day yang akan resmi dilaksanakan setiap minggu pagi mulai bulan maret 2015 mendatang.

“Aksi tersebut bertepatan dengan kegiatan pihak kepolisian melaksanakan uji coba Car Free Day untuk bulan maret kedepan,” ujarnya.

Muhammad Ruslan juga menambahkan bahwa jika ingin ikut serta menjaga kebersihan kota ini, minimal setiap diri pribadi jangan membuang sampah sembarangan.

“Minimal setiap diri pribadi jangan membuang sampah sembarangan lah,” tambahnya.

Disamping itu juga, Alfrianti Ketua Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Sulawesi Tengah mengatakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat kota Palu mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan pentingnya menjaga lingkungan, Agar masyarakat bisa membiasakan budaya hidup bersih, Pemudanya harus lebih tanggap terhadap lingkungan dan kegiatan yang bernilai positif.

“Dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat Kota Palu dengan kegiatan yang positif untuk lingkungan, agar kedepannya bisa menjadikan Kota Palu bebas sampah dan tidak kalah dengan Kota-Kota lainnya yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Afrianti juga menambahkan bahwa pemerintah tolong dukungan dan partisipasinya bukan sekedar teori tetapi juga tindakan, karna kesadaran masyarakat membutuhkan pemerintah yang sadar akan tanggung jawabnya. serta menghimbau kepada masyarakat Sulawesi Tengah untuk lebih inovatif dan kreatif untuk melihat sampah sebagai suatu yang bernilai.

“Untuk masyarakat Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu, Jadilah karakter yang inovatif dalam memilih sampah, karna sampah itu memiliki nilai,” tegasnya. 



Dwi Wahyu Reza
B 501 14 005

Read More »

Menyuguhkan Keindahan

    Palu – Sabtu (7/10) Sulawesi tengah memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Hadirnya jembatan ponulele ini, menjadi pelengkap keindahan panorama alam yang mengagumkan di Palu. Hembusan angin terasa menerpa para pengguna jembatan ponulele. Baja yang dirangkai menjadi sebuah jembatan yang kokoh dan ditopang dengan tiang yang terbuat dari baja agar jembatan ini mampu menahan beban kendaraan yang melewatinya. Jembatan ini menghubungkan antara jalan Rono, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat dan jalan Raja Moili, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur.

    Awal diresmikannya jembatan ini keadaan jembatan sangat padat dilalui para pengguna jalan, karena merasa penasaran dan sangat kagum melihat keindahan jembatan itu. Begitu pula dimalam hari lampu-lampu yang terpasang menyinari sepanjang jalan dan menambah keindahan jembatan itu.
    Bagi mereka yang ingin melihat keindahan laut, jembatan ini adalah tempat yang sangat nyaman. Tak sedikit orang yang bersinggah untuk berfoto-foto atau hanya sekedar duduk menikmati indahnya laut dan hembusan angin, walaupun banyaknya kendaraan yang lalu lalang.

    Dengan melihat begitu antusiasnya para masyarakat kota Palu, Pemda melakukan program Car Free Day. Pihak kepolisian lalu lintas menutup arah jalan raja moili sampai jalan rono dari jam 06.00 hingga 09.00. Dan membuat peralihan jalan, agar kondisi lalu lintas tetap berjalan dengan semestinya, karena para pengguna kendaraan roda empat dan roda dua tidak diperbolehkan untuk melewati jalan itu.

    Selain itu, para masyarakat kota Palu khususnya fotografer seringkali menggunakan jembatan ini sebagai obyek pengambilan gambar untuk hunting maupun prawedding. Karena di siang terik matahari yang menyorot langsung tempat ini, sehingga para masyarakat lebih senang mengunjungi jembatan ini saat menjelang petang hingga malam hari, karena suasananya sangat mendukung.

    “saya sering bersantai disini, apalagi saaat gowes di sore hari, melihat kendaraan yang lalu lalang, laut yang indah, belum lagi merasakan hembusan angin yang kencang menerpa wajah.” Ujar Salsa, siswi sdn 15.

    Bahkan, tidak hanya warga Palu. Setiap ada wisatawan lokal Indonesia maupun luar Indonesia berkunjung ke Palu, pasti merasa kurang jika belum mendatangi dan mengabadikan gambar diatas jembatan ini. Karena, saat berada di atas jembatan, pengunjung dapat melihat seluruh isi Palu, mulai dari bangunan-bamgunan rumah warga, pegunungan, sungai Palu, dan teluk palu.

    Jembatan ponulele ini membentang tepat di atas muara sungai Palu di seputaran teluk Palu, seringkali terjadi kemacetan akibat munculnya seekor buaya yang membuat para masyarakat penasaran imgin melihatnya. Dengan seiring waktu, adanya tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab mencabut lampu-lampu yang berada di tembok jembatan hingga mengurangi keindahan jembatan itu. Seandainya saja para pemerintah daerah lebih memikirkan dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dengan menambahkan kamera cctv atau peraturan agar membuat para tangan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab itu tidak berani untuk merusak fasilitas yang ada di jembatan, serta langsung menindak tegas. Agar masyarakat pun memiliki rasa kesadaran untuk menjaga.
 
=======================================================================

Pemandian Air Panas Bora Butuh Perhatian



    Palu – Jumat (6/10) Di Indonesia masih ada objek wisata yang kurangnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah setempat. Pemandian air panas Bora adalah salah satu tempat wisata yang berada di Kabupaten Sigi, berlokasi di desa Bora, Kecamatan Sigi Biromaru, atau sekitar 20 km dari pusat Kota Palu. Memiliki panorama alam yang indah dari celah-celah gunung mengalir air panas yang ditampung pada bak penampungan.Sepanjang menuju air panas bora, akan disuguhi dengan pemandangan alam yang indah khas pegunungan yang membuat rileks seketika.

Tempat wisata ini banyak sekali menarik perhatian para wisatawan, air panas bora ini mempunyai peluang untuk eksis di kancah nasional maupun internasional. Namun, hal itu perlu dukungan dari pemerintah setempat untuk memfasilitasi perkembangan sekaligus kemajuan air panas bora ini. Bagi traveler yang ingin menyegarkan badan, bisa mencoba kesegaran air hangat tempat wisata ini. Selain mendatangkan kesenangan, mandi air panas juga mengandung belerang yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit dan mempunyai banyak khasiat, konon kabar yang beredar bahwa air panas yang ada di air panas bora ini berkhasiat mencegah segala macam penyakit.

Tak heran pengunjung tempat pemandian air panas bora ini didominasi warga yang berusia senja. Unsur ketradisional dari wilayah ini masih terasa kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya keberadaan objek wisata ini cukup diminati oleh warga dan wisatawan. Pada setiap akhir pekan kawasan ini selalu ramai dikunjungi warga.

Sejumlah fasilitas yang tersedia, saat ini belum bisa digunakan. Seperti kolam renang yang berukuran besar belum berfungsi karena belum terisi air dan menimbulkan pemandangan yang kurang bagus karena kolam tersebut kini kondisinya kotor dan ditumbuhi tanaman liar.

    Untuk masuk ke tempat pemandian ini hanya perlu merogoh kocek Rp. 1000 per orang, sesuai tarif yang terlihat jelas di papan pengumuman yang berada di pintu masuk. Pihak sumber alam terlalu pintar untuk mengubah sebuah tempat yang menakutkan dan tak berpenghuni menjadi sebuah lahan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan dan memiliki sumber alam sebagai sarana alternative ubtuk meningkatkan keharmonisan keluarga atau mempererat kesatuan antar sesama atau hal lainnya yang mendukung majunya masyarakat setempat karena terdapatnya sarana wisata yang nyaman dan yang pasti tidak memberatkan saku pengunjungnya.

“saya berharap pemerintah setempat lebih memperhatikan objek wisata pemandian air panas bora, dengan memperbaiki fasilitas yang sudah tidak layak untuk digunakan lagi, agar membuat para pengunjung lebih nyaman bila mengunjungi pemandian air panas bora tersebut, serta kerjasama dengan masyarakat setempat.” ujar Ida, Mahasiswi Universitas Tadulako

    Tak tersebut masyarakat Bora jika tak pernah berkunjung ke wahana pemandian air panas bora ini. Dan sudah tentu bangga, Bora mempunyai tempat wisata yang unik dan menarik seperti sumber alam ini.

Dwi Raissa Febriyana
B 501 14 006
Read More »