Gedung juang salah satu tempat bersejarah yang ada di kota palu, dimana dulunya tempat itu dijadikan sebagai tempat pertemuan orang belanda dan tokoh-tokoh pejuang sulawesi tengah kota palu.
Gedung juang yang dulu didirikan kokoh pada zaman belanda kini mulai terlihat rapuh, cat dindingnya yang berwarna putih kini mulai berwarna kecoklatan akibat debu-debu yang melekat, kayu atapnya yang sudah nampak lapuk serta beberapa dinding bangunan yang telah jebol.
Menurut informasi warga yang tinggal di sekitaran gedung juang, bahwa “gedung juang yang kini sudah tidak seperti dulu, dulu gedung juang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan-kegiatan pertemuan para tokoh pejuang kota palu, tapi kini malah dijadikan tempat wisata untuk pelajar-pelajar yang datang study tour ke kota palu” tutur kak yongki salah satu pekerja dibengkel mobil sekitar gedung juang.
Gedung juang yang dulunya dikenal sebagai salah satu tempat yang membawa sejarah bagi kota palu kini mulai terlupakan, orang-orang yang berlalu lalang seperti tak ada yang peduli, bangunan yang sudah tua dimakan usia dan mulai tak terurus, tampaknya tak dapat menarik simpati dari masyarakat sekitar, terkadang banyak mahasiswa yang datang hanya sekedar untuk dijadikan tempat berkumpul disaat ada kegiatan rapat atau sebagainya.
Mungkin masyarakat kota palu harus sedikit lebih peka tehadap bangunan-bangunan bersejarah kota palu yang kini mulai tak berjalan fungsinya seperti gedung juang, jika kita memasuki gedung tersebut kita akan melihat sebuah meja panjang yang di kelilingi kursi serta beberapa foto-foto tempo dulu yang bergelantungan di dinding gedung itu.
Di foto-foto itu terlihat ketika gedung juang masih berdiri kokoh dengan beberapa tokoh-tokoh pejuang kota palu dan orang belanda, keadaannya sangat berbanding terbalik dengan sekarang mungkin bisa dikatakan gedung juang kini sudah mulai terlupakan.
Gedung juang yang memiliki sejarah itu terkadang hanya ditutup saja Padahal gedung itu memiliki nilai sejarah yang konon katanya kantor pemerintahan pertamanan di Sulteng pada saat Indonesia merdeka juga merupakan kantor pemerintahan pertama dikota palu.
Banyak pemuda dan pemudi kota palu yang selalu berkoar-koar ketika peringatan hari pancasila dan sumpah pemuda, tapi dalam kenyataan sebenarnya orasi yang mereka sampaikan tidak sesuai dengan kenyataan, masih ada saja pemuda dan pemudi yang menjadikan sekitaran gedung juang untuk sekedar kumpul-kumpul.
Walau gedung juang sudah terlihat kuno dan kini hanya terlihat sebagai bangunan yang biasa-biasa saja serta tak memiliki daya tarik tapi sebagai masyarakat kota palu tidak ada salahnya bila melihat gedung juang dari nilai sejarah yang sudah dia tinggalkan untuk kota palu.
Menurut pendapat salah seorang mahasiswa tentang gedung juang “mungkin kini anak muda lebih tertarik pada bangunan-bangunan baru seperti mall dan distro dibanding gedung yang berkaitan dengan sejarah kota palu” kata trisnawaty. Nilai sejarah yang mulai digeser oleh bangunan-bangunan besar yang ada yang lebih menarik minat anak muda sekitar menjadi alasan.
Sbenarnya jika ingin merealisasikan gedung ini dapat diperlakukan sebagai fungsinya bukan hanya masyarakat saja tapi pemerintah juga harus bereperan aktif agar dapat membuat suatu kegiatan yang dapat membuat gedung yang mulai tergeser ini dapat bangkit kembali.
Jadi semua itu tergantung cara masyarakat melihat apakah dari sisi negatif atau dari sisi positif, dan juga mengembalikan semuanya kepada pandangan pemerintah mengenai fungsi bangunan gedung juang ini untuk sekarang. Seperti yang selalu dikatakan para pejuang bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.
========================================================================
TAMAN BUDAYA GOLNI YANG MULAI TERABAIKAN
Gedung olah seni atau yang lebih dikenal dengan GOLNI, gedung yang berdiri sejak tahun 1980an itu dikenalkan kepada masyarakat sebagai tempat melakukan pentas seni, golni yang lokasinya sekitar 2km ke arah barat pusat kota palu.
Gedung yang sering dikunjungi para pemuda dan pemudi kota palu ini yang dulunya sering di adakan pentas seni tari dan teater kini mulai kurang aktivitasnya, padahal dulu gedung ini seringkali ramai dikunjungi masyarakat sekitar untuk menyaksikan pentas seni yang dilaksanakan gedung ini. Hal ini terjadi akibat kondisi beberapa gedung yang sudah mulai tak terawat, banyak muda-mudi yang melaksanakan aktivitas disitu tapi tidak memeperhatikan kebersihan gedung bahkan tidak merawatnya.
Jika diperhatikan dengan seksama ke bagian dalam gedung akan terlihat plafon gedung yang mulai dimakan air hujan akibat genteng yang bocor, dinding gedung yang mulai terkelupasnya cat nya, tiang kayu yang mulai lapuk, serta beberapa kaca jendela yang pecah. Hal ini penyebab kurangnya peminat yang mengunjungi Golni kembali ditambah lagi lingkungan sekitar gedung kotor, sampah yang biasa ditinggalkan oleh beberapa pengunjung yang datang kadang terlihat berserakan di sekitar taman budaya golni.
Awalnya golni mulai kembali ramai dikunjungi setelah dilaksanakan beberapa pemutaran film disana, sedikit melenceng dari fungsinya yang katanya gedung olah seni digunakan sebagai tempat pemutaran film bioskop.
Tapi kegiatan ini dapat menghidupkan kembali kegiatan di gedung golni yang sempat terabaikan hingga dapat dihitung berapa orang yang keluar masuk dari gedung ini, saking sedikitnya pengunjung yang datang kesini, bisa dibilang yang datang hanya para muda-mudi yang akan melaksanakan pentas di gedung itu.
“gedung terlihat tak terawat juga banyak rumor yang beredar bahwa gedung ini angker sehingga membuat orang yang datang menjadi takut” ujar intan salah seorang mahasiswi yang sering mengadakan pentas teater di gedung itu.
Bioskop kecil menjadi jalan keluar bagi golni karena setelah dibandingkan dengan pementasan seni tari dan theater ternyata yang lebih menarik minat adalah pemutaran film ditambah lagi pada saat itu kota palu masih belum memiliki bioskop resmi. Tapi setelah di resmikan bioskop di palu grandmall, akhirnya golni kembali sepi banyak yang lebih memilih berkunjung ke bioskop sungguhan yang lebih dan nyaman.
Melihat kondisi ini sangat disayangkan sekali akibat perkembangan zaman tempat yang sempat membuat nama kota palu terangkat serta sempat menjadi tempat bagi muda-mudi palu untuk menunjukan bakat yang mereka miliki kini mulai terlupakan. Memang masih ada yang mengunjungi dan melakukan aktivitas di sana tapi hanya sepenggal dari banyaknya masyrakat kota palu yang bisa turut membudayakan gedung ini agar dapat kembali menjadi tempat pertunjukan oleh seni yang diminati banyak pengunjung.
Seperti yang diketahui ketika zaman berkembang segala sesuatu yang terlihat kuno akan terlupakan dan terabaikan, disini peran masyarakat dan pemerintah diperlukan, dimana masyarakat harus lebih banyak memperhatikan gedung ini dan merawatnya juga bagi pemerintah yang bisa lebih aktiv dalam menanggapi pembenahan tempat-tempat yang membawa sejarah kota palu.
Jadi apakah anda para pemuda-pemudi atau masyarakat kota palu masih ingin menjaga budaya kita atau malah lebih memilih ikut perkembangan zaman. Tempat yang terabaikan mungkin dulunya adalah tempat yang cukup legendaris sehingga membawa nama kota kita sampai melang-lang buana sehingga tetap harus ada upaya untuk melestarikan tempat itu.
Perhatian serta pembenahan di perlukan di gedung ini, dan juga kepekaan masyrakat dan pemerintah di butuhkan agar dapat merealisasikannya, jangan hanya memperhatikan tempat mewah tetapi perhatikanlah tempat yang membawa sejarah bagi kota palu sulawesi tengah.
RENY OLYVIA LUKAS
B 501 14 033
Bermanfaat sekali .. makasihhh ..
BalasHapus