Senin, 9 November 2015 at 15.47
Seorang AYAH ! Apa yang anda pikirkan jika
saat menyebut seorang AYAH ? Yah dia adalah orang yang kadang kita lupakan
jasanya apalagi di saat kita sedang emosi dan sedang dilanda masalah besar yang
berkaitan dengan AYAH ! Kita bahkan sampai melupakan yang namanya dosa besar
jika kita melawan bahkan membantah perkataan dari orang tua. Saya sendiri
sebagai seorang anak kadang di luar kendali jika saya benar-benar di selimuti amarah
yang besar. Kadang kita tidak mengingat lagi siapa yang di hadapan kita, kita
sedang berbicara dengan siapa dan bagaimana sikap dan sifat kita terhadap orang
tersebut.
Jika ada yang menanyakan siapa yang menajadi
pahlawan untuk hidup saya dan yang banyak menginspirasi untuk diri sendiri,
saya akan menjawab bahwa itu AYAH saya. Kenapa sampai saya menjawab seperti itu
? Karena disini saya melihat tidak ada orang lain yang bisa mengalahkan sosok
seorang AYAH untuk saya. Mungkin kebanyakan orang diluar sana akan menjawab
pahlawan-pahlawan yang berada di tanah air yang menyelamatkan dan membuat
Indonesia merdeka adalah orang yang dapat menginspirasi, tapi disini saya
melihat dari persepsi yang berbeda. Memang benar kalau pahlawan Indonesia itu
seperti Bung Karno, Bung Hatta dan lain-lain yang membuat hidup kita sejahtera
tanpa ada jajahan dari Negara lain, tetapi disini saya melihat jika tanpa AYAH
saya, saya tidak akan menjad iapa-apa seperti sekarang ini. AYAH saya bukan
berasal dari keluarga kaya bahkan AYAH saya sudah menjadi Yatim Piatu di saat usianya
masih 9 Tahun namun dia mampu membiayai dirinya, hidup di tengah kesusahan,
bangkit dari keterpurukan, dan menjadi sukses di masa depannya tanpa bantuan
dari kedua orang tuanya. Coba bayangkan anak di jaman sekarang yang hidupnya di
hadapkan dengan masalah besar seperti itu apa yang dapat mereka lakukan untuk
tetap hidup ? Bisa saja menjadi seorang berandalan, buronan dan lain lain
dengan melihat banyaknya kasus sudah pernah terjadi.
Yang menjadi alasan terbesar adalah
mengapa saya memilih AYAH saya karena saya kagum dengan cara mendidik beliau.
Beliau mendidik saya dengan begitu kerasnya, dengan sejuta aturannya, sejuta
larangannya karena dia ingin melihat anaknya menjadi orang yang benar, baik dan
sukses di masa depannya. AYAH saya pernah berkata “Kak kita hidup di jaman
dimana semua tekhnologi semakin maju, tetapi kita harus melihat apa yang
benar-benar berguna dan apa yang Cuma sekedar mengikuti jaman” yang artinya
kita bisa mempelajari dan melihat apa saja barang-barang yang menjadi trend di
jaman ini biar tidak dikatain ketinggalan jaman tapi kita tidak boleh
menghambur-hamburkan uang hanya dengan memuaskan hasrat kita akan barang
tersebut.
Yah seperti itulah contoh kecil
yang selalu di ingatkan kepada saya. Seperti yang kita ketahui banyak anak yang
memaksakan kehendaknya kepada orang tuanya hanya untuk memenuhi apa yang dia
inginkan tetapi tidak menjadi salah satu hal yang benar-benar penting, berguna
dan sangat di butuhkan. Tetapi hanya ingin mengikuti trend di jaman sekarang,
samapai-sampai melupakan bahwa mencari uang itu tidak mudah apalagi untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari. Siapa yang akan mengira seorang AYAH bisa saja
berubah menjadi seorang koruptor atau pemeras bahkan mencuri hak orang lain
hanya karena desakan dari anaknya sendiri. Jadi coba kita pikirkan dan
bayangkan kalau hal ini terjadi terhadap AYAH anda !!?
ORANG
YANG SANGAT BESAR JASANYA DI HIDUP KITA
Senin, 9 November 2015, at 18.49
Untuk Profil kedua yang akan saya
angkat menjadi pahlawan dan semangat hidup saya adalah seorang IBU ! Begitu
banyak alasan kenapa saya harus menganagkat dia sebagai pahlawan di hidup saya
selain AYAH saya. Selain dia adalah orang yang mengandung saya selama 9 bulan
lebih lamanya, dia juga yang melahirkan, dan dia juga yang membesarkan sampai
saya dapat duduk di jenjang kursi perkuliahan.
IBU juga menjadi sosok yang sering
kita lupakan jasanya, kadang kita membangkang, membantah, bahkan bisa membuat
air mata jatuh menetes di pipinya, tanpa merasakan rasa iba atau rasa bersalah
terhadap diri sendiri, tanpa mengingat bahwa yang selama ini yang menyemangati,
menyuport, membiayayai, mengingatkan dan mendoakan kesusksesan kita adalah
seorang IBU. Bayangkan betapa besarnya dosa kita jika samapi tega membuat
seorang IBU meneteskan air mata ?
Pada dasarnya saya bukan orang yang
dekat dengan kedua orang tua saya dan punya banyak waktu untuk berbincang
bersama mereka dengan mengingat mereka adalah orang-orang yang sibuk dengan
pekerjaan dan aktivitas mereka masing-masing. Namun saya tetap masih bisa
mendapat bagaimana didikan seorang IBU. Terkadang seorang anak bisa menjadi
liar dan nakal di kehidupan jika mereka merasa kekurangan perhatian dari kedua
orang tuanya.
Namun berbeda dengan IBU saya, di
tengah kesibukannya dia mampu mendidik ke-4 orang anaknya menjadi baik dan
lebih baik lagi. IBU saya selalu berkata “Kak pintar-pintar jaga nama keluarga
yah, pintar-pintar jaga diri, hargai orang lain, jangan suka mencari masalah, jangan
suka berkelahi, jangan sombong karena ini semua hanya titipan Tuhan semata”.
Perkataan yang serius kadang bukan
membuat kita sadar tetapi malah membuat kita marah kita menganggap diri kita
paling benar dan sudah menjadi dewasa sehingga mampu membedakan mana yang benar
dan mana yang salah. Padahal kita hanya salah paham dan memandang dari sudut
yang berbeda. Seandainya kita melihat bahwa seorang IBU disitu hanya sekedar
mengingatkan dan menanamkan dipikiran kita bagaimana caranya berperilaku, itu
akan membuat semuanya menjadi enteng-enteng saja. Tidak menutupi kemunafikan
kita sering menjadi monster untuk seorang IBU, melempar kata-kata yang kasar,
bahkan sampai menyumpahi dan dengan mudah kita melupakan begitu saja
perjuangannya. Terutama saya pribadi sering melakukan itu, saya melupakan
bagaimana perjuangan beliau melahirkan saya lewat operasi, Yah karena saya bayi
yang lahir secara sesar. Nah guys sekarang kita harus berpikir bagaimana
caranya kita membahagiakan kedua pahlawan yang patut kita balas jasa-jsanya
terhadap hidup kita agar kita tahu bagaimana caranya berterima kasih dan
membalas budi tanpa dimintai.
Nur Asrianti
B 501 14 031
Tidak ada komentar:
Posting Komentar