SELAMAT DATANG DI BLOG ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS TADULAKO '14... Blog ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah DASAR-DASAR JURNALISTIK

11 November 2015

DAFTAR BLOG ILMU KOMUNIKASI UNTAD KELAS A

NUR ASRIANTI 
B 501 14 031

RENY OLYVIA LUKAS
B 501 14 033

APRIANTO GAYANG

B 501 14 043

MOH. ASRIANSYAH 
B 501 14 036 

FATIQ MUHAMAD 
B 501 14 040 

OSVALDO GILBERT 
B 501 14 003 

DWI LARAS SEPTINA 
B 501 14 024 

PRICILLIA ANGGREINI

B 501 14 012

IRDHA APRIANTI
B 501 14 044

MOH. FAISAL

B 501 14 001

SULISTIANI
B 501 14 018

NIRMA

B 501 14 023

SUCI INDASARI A.
B 501 14 34

MUH. SYABDAH ALAMSYAH
B 501 14 011

MOH. RISKI
B 501 14 030

AHZAN LAHANDU
B 501 14 029

MOHAMMAD SULTON A.
B 501 14 042

KETUT SUTA
B 501 14 046

FILZA IRSYAD
B 501 14 025

BESSE FITRIANI
B 501 14 004

SITI MUNIPA KARIONO
B 501 14 007

DWI RAISSA FEBRIYANA 
B 501 14 006

UZFATUZZAAHIDAH 
B 501 14 021

TIARA AINUN PRATIWI 
B 501 14 051

RAHMI A. LAGIENTA 
B 501 14 045 

EVITA DAMARA 
B 501 14 031 

DWI WAHYU REZA 
B 501 14 005

ADI PRATAMA SUNARDI
B 501 14 028

ANDY MOH. FADEL 
B 501 14 048
Read More »

10 November 2015

Kuliner yang menjadi ikon kota palu

Utadada merupakan makanan khas Tanah Kaili yang sangat terkenal. Uta dalam bahasa Kaili berarti sayur, sementara dada adalah ayam atau ikan (lebih mengarah ke dada ayam).

Utadada merupakan jenis makanan berkuah santan agak pedas dengan aroma khas dari wangi ayam bakar yang dimasak santan serta disajikan bersama ketupat atau burasa.

Selain menggunakan daging ayam sebagai bahan baku utama, utadada dapat menggunakan ikan jenis cakalan asap atau dalam bahasa kaili bau tapa. Bumbu yang sederhana menguatkan aroma ayam bakar berkuah santan ini.

Lalu, mengapa kaledo tidak dijadikan ikon kuliner Kota Palu?. Kadis Pariwisata mengungkapkan, untuk menjadi ikon kuliner daerah, masakan tersebut harus memiliki sejarah dan cerita asal usul masakan tersebut.

“Bumbunya harus dijaga, sejak dulu hingga saat ini bumbunya tidak pernah berganti atau ditambah dengan bumbu baru. Dan masakan itu harus memiliki cerita asal mula,” jelasnya.

Saat mengajukan kaledo sebagai ikon kuliner khas Kota Palu di Pemerintah Pusat, kaledo tidak memenuhi kriteria untuk dijadikan ikon kuliner dan justru utadada yang disebut sebagai ikon kuliner tanah Tadulako.

“Sekarang ada 30 ikon kuliner daerah di Indonesia, dan utadada merupakan ikon kuliner Kota Palu,” kata Rosdiana.

======================================================================


Kaledo, Kuliner khas Sulawesi Tengah


Jika anda jalan-jalan ke kota Palu, Sulawesi Tengah jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas daerah ini yang bernama Kaledo. Apa itu kaledo? Ada yang mengatakan kalau Kaledo merupakan singkatan dari ‘Kaki Lembu Donggala’.


Kuliner khas Sulawesi Tengah ini termasuk dalam jenis makanan yang memiliki kuah bening dan agak kekuning-kuningan, dengan rasa yang sangat khas. Kaledo ini pertama kali muncul dengan hanya menggunakan bahan baku tulang kaki sapi dengan sedikit dagingnya. Namun, seiring dengan waktu berjalan dan penjual Kaledo pun semakin bertambah membuat tulang kaki sapi semakin sulit untuk diperoleh. Maka untuk mensiasati hal ini, para penjual Kaledo pun banyak yang menambahkan tulang belakang sapi sebagai pelengkap bahan utama.

Berdasarkan sumber yang otentik, kebanyakan orang tidak ada yang mengetahui dari mana asal-usul makanan khas ini dan banyak juga yang beranggapan bahwa makanan khas ini tidak memiliki asal-usul. Namun, ada sebuah cerita pada zaman dahulu di wilayah Sulawesi Tengah terdapat orang yang sangat dermawan dan mulia hatinya. Suatu ketika orang tersebut menyembelih sapi dan membagi-bagikan daging sapi tersebut kepada semua penduduk desa setempat. Ketika acara pembagian daging sapi sudah tiba, orang yang pertama kali mendapatkan daging sapi adalah orang Jawa. Orang Jawa tersebut akhirnya memanfaatkan daging tersebut untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pentol bakso. Kemudian, orang yang kedua berasal dari Makassar. Orang Makassar ini tidak mendapatkan daging sapi yang telah di sembelih, akan tetapi ia mendapatkan jeroan (isi perut) sapi, dan kemudian jeroan tersebut di masak sedemikian rupa hingga menjadi makanan yang terkenal dengan nama Coto Makassar. Sementara itu orang Kaili (suku asli Donggala) datang belakangan dan ia hanya memperoleh tulang-tulang kaki sapi dengan sedikit daging yang menempel pada tulang. Kemudian tulang-tulang tersebut dimasak dan disinilah cikal bakal makanan Kaledo.

Muhammad Sulton A
B 501 14 042

Read More »

PASAR KALAH AKAN EKSISNYA GEDUNG- GEDUNG BESAR DI KOTA PALU

PALU(5/11)-     Dizaman modern sekarang ini pasar hilang penghuni akan jiwa- jiwa mudanya, yang banyak terlihat hanyalah kalangan ibu- ibu, para masyarakat yang menjadi penjual di pasar bertanya- tanya “apa yang salah dari pasar sehingga para pemuda- pemudi tidak lagi berdatangan di pasar”.

    Fenomena ini sudah tidak asing lagi untuk kita lihat, bisa di lihat sekarang para pemuda- pemudi atau para remaja lebih pilih menginjakkan kakinya di gedung- gedung elit daripada ke pasar, ini bisa membuat pendapatan masyarakat yang berjualan di pasar mendaptkan dampak yang menonjol. Kalu kita melihat dari sisi luarnya pasar memang sangat kalah saing dengan gedung- gedung elit yang sekarang banyak beemunculan di kota palu, pasar yang tempatnya becek, panas, debu yang berkeliaran juga membuat para remaja ini malas untuk berdatangan di pasar mereka lebih memilih datang ketempat yang di dapalamnya nyaman, indah, dan di kelilingi AC yang membuat mereka merasakan kesejukan. Sangat menonjol perbedaan pasar dan gedung- gedung elit ini, tapi di lihat dari segi kualitas di pasar juga mnenjual barang- barang yang tidak kalah bagus dari gedung- gedung elit itu. Apalagi di pasar kita bisa saling tawar- menawar dari harga barang yang ada. Kebiasaan tawar menawar inilah yang di sukai para ibu- ibu.

    “saya memang mengakui kalau mall- mall yang ada di kota palu sangat bagus, bagus di jadikan tempat selfie- selfie tempat nongkrong sama teman- teman dan bisa dijadikan sebagai tempat yang sangat cocok untuk kerja tugas, tetapi saya tidak menyampingkan pasar, saya mengakui saya lebih suka berbelanja di pasar dari pada di gedung- gedung elit, di pasar kita bisa tawar habis- habisan kalau di mall malu- maluin nawar barang yang sdh ada harganya” jelas seorang remaja. Ini pendapat seorang remaja yang menyukai pasar tapi bagaimna denga para remaja yang tidak suka dengan pasar ini sangat memperhatinkan.

    Di pasar banyak keluarga yang menjadikan pasar adalah tempat mata pencaharian mereka, kenapa anak mudah sekarang tidak melihat itu. Panas, becek, debu bisa di atasi tapi karena gengsi yang di miliki remaja sekarang yang membuat mereka buta akan kepeduliannya kepada masyarakat yang membutuhkan pelanggan di pasar. Di pasar bisa selfie tidak jawab beberapa remaja “untuk apa cape- cape ke pasar panas- panasan kan sekaran sudah ada mini market yang tidak becek dan panas” ungkap salah satu remaja. Kita tidak bisa menyalahkan remaja- remaja ini juga mereka hanya mengikuti alurnya globalisasi. Yang mana mereka hidup di zaman yang serba moderen sekarang.

“bukan hanya remaja kok yang banyak berdatangan di gedung- gedung elit para ibu- ibu juga kebanyakan datang dan berbelanja di gedung- gedung elit ini” ungkap salah satu remaja mebela diri. Para kalangan ibu- ibu biasanya belanja di gedung- gedung elit itu punya waktu seperti hari- hari besar contahnya Lebaran, Natal dan tahun baru. Pasar memang memiliki dampak- dampak yang dapat membuat para pembelinya merasakan kebosanan tapi kita sebagai manusia yang memiliki perasaan pasti kita juga memikirkan bagaimana perjuangan masyarakat yang berpanas- panasan berjualan di pasar hanya untuk menafkahi keluarganya.untuk para remaja marilah buka mata hati kita untuk melihat sedikit perjuanagn itu.

=======================================================================

CERITA NELAYANG KOTA PALU DALAM NASKA
REKLAMASI PANTAI OLEH SANGGAR SENI KAKTUS

PALU (05/11)- Cerita Nelayan dan Petani garam kota Palu yang di publikasikan melalui pertunjukan Seni oleh para Pekerja Seni Sanggar Seni Kaktus Fisip. Dengan mengangkat tema Reklamasi Pantai yang bertujuan mewakili perasaan masyarakat tentang apa yang mereka rasakan akibat reklamasi Pantai ini.

    Nelayan kota palu kini tak bisa  berbuat apa- apa, laut yang dulunya di jadikan tempat mata pencaharian sebagian masyarakat kota palu kini menjadi wilayah Reklamasi Pantai yang di lakukan para kontraktor yang bekerjasama dengan pemerintah yang bertujuan untuk membangun tempat pariwisata di kota Palu. Kejadian ini di angkat menjadi sebuah Tema pertunjukan Expo Sanggar Seni Kaktus tahun 2015 yang berjudul Reklamasi Pantai. Para Mahasiswa yang menjadi Panitia, Pemain Drama, Penari dan Pemusik menampilkan sebuah pertunjukan seni yang menceritan tentang bagaimana masyarakat dan pembangunan reklamasi pantai ini.dalam pertunjukan seni ini para mahasiswa bertujuan untuk mempublikasikan bagaimana perasaan para masyarakat dan juga bertujuan untuk melontarkan pertanyaan kepa masyarakat “apakah masyarakat menerima Reklamasi ini di lakukan atau sebaliknya ?”. itulah tujan pertunjukan seni ini di buat.

Didi  dan Saribanon adalah penulis dari Naskah Expo ini. Didi mengungkapkan “saya menulis Naska ini hanya untuk mewakili para masyarakat dan pemerintah kemudian saya ingin melontarkan banyak pertanyaan kepada mereka, siapkah mereka dengan Reklamasi yang akan di bangun itu” jelas sang penulis sekaligus sutradara dari Pertunjukan Seni ini. Para Mahasiswa sangat memperhatikan maslaha yang sedang melanda sebagian masyarakat Kota palu ini “saya sebagai pemain dalam pertunjukan seni ini sangat merasakan bagaimana para masyarakat sangat terbebani dengan Reklamasi ini, banyak para nelayan yang akhirnya tak bisa lagi merasakan indahnya tempat mata pencaharian mereka” ungkap Pupy pemain drama dalam pertunjukan seni ini.

    Dalam pertunjukan seni ini kita bisa melihat bagaimna perjuangan masyarakat mempertahankan wilayah mereka tetapi para pengusaha mengiming- imingkan hal- hal yang menggiurkan masyarakat tapi pada akhirnya masyarakat merasakan keresahan itu. Para mahasiswa berusaha keras memberikan penampilan yang baik agar pesan yang terkandung di dalam pertunjukan tersebut tersampaikan dengan baik kepada masyarakat ataupun pemerintah.

Agung Irnadi mengatakan "Dalam pertunjukan ini kami selaku mahasiswa tidak menjadi orang- orang yang Pro ataupun Kontrak dalam permasalahan ini, kami hanya ingin melontarkan pertanyaan kepada kedua pihak ini” jelas salah satu Panitia Expo ini. Sudah sangat terlihat dalam pertunjukan seni ini masyarakat masi bingung atas keputusan yang akan mereka ambil di satu sisi Pantai adalah tempat mata pencaharian mereka tetapi di sisi lain pembangunan tempat Wisata itu sangat bagus untuk Kota yang lagi dalam tahap maju ini. Kita bisa lihat sekarang di sekitaran pinggir pantai sudah tertimbun dan sudah mulai dibangun berbagai tempat wisata, ini juga bisa menjadi lahan kerja untuk sebagian masyrakat, lahan untuk berjualan sangat terbuka untuk para masyarakat yang ingin membuka cafe- cafe di pinggiran pantai. Tapi apakah para nelayan dan petani garam bisa melakukannya ? semuanya masi tanda tanya, pemerintah juga belum memperlihatkan kebijakannya.

Sampai saat ini Reklamasi Pantai masi di berjalan masyarakat kota palu hanya bisa melihat dan menunggu apa yang akan di lakukan pemerintah kepada mereka, masalah ini tidak akan selesai sampai pemerintah mendapatkan solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Tiara Ainun Pertiwi
B 501 14 051

Read More »

1. Pemuda Pemudi Penggerak Hati

Lelah, gerah, keringat bercucuran hingga tenggorokan bagai sawah dimusim kering itulah mungkin yang dialami para anggota Pemuda Pemudi peduli asap kota Palu.

Palu 17 Oktober 2015 tepatnya dibundaran Hasanudin  mereka melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan pada saudara kita yang pandangannya pernafasan bahkan kesehataannya dibayang bayangi asap. Afandi sebagai penyelenggaran kegiatan ini menyatakan “kami teridiri dari aktifis masyarakat , mahasiswa Untad , Unisa dan Stimik kamipun ihklas dan melakukannya suka rela tanpa ada iming-iming imbalan atau keuntungan apapun”

ini aktifitas rutin yang akan kamu lakukan hingga mencapai target,
dimana dana yang diperlukan mencukupi untuk membeli masker dan bahan makanan siap saji untuk dikirimkan pada saudara kita yang berada disumber bencana asap ini berasal.

Yah kita tau , Indonesia telah dilanda kebakaran hutan yang sangat hebat dan menjadi negara terbesar diasia yang menjadi sumber asap . Indonesia tepatnya pulau Kalimantan dan Sumatra merupakan penyumbang asap terbesar diIndonesia dengan mencapai 1878 titik api.

Sekolah diliburakan , aktifitas perdagangan dan perkantoranpun pincang. Penyakit Ispa, Asma dan penyakit pernafasan lainnya menyerang warga disumber titik api, bahkan sudah mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.

Kronisnya semua korban ialah anak berumur dibawah 5tahun dan dikabarkan akan terus bertambah sehubung dengan banyaknya balita yang masuk dan menjalani perawatan dirumah sakit.

Tidak hanya mengganggu kehidupan masyarakat yang berada dipusat titik api , Penerbangan disejumlah bandara besarpun ikut terganggu dari Domestic maupun Internasional. Ada yang mengalami delay berjam-jam bahkan ada yang sampai pembatalan keberangkatan karna kabut asap yang tak kunjunghilang.

bukan hanya Indonesia saja yang merasakan dampak kabut asap bahkan negara tetanggapun terganggu. Disinilah Pemerintah sangat diharapkan berfikir kritis menyelesaikan bencana ini.

“Untuk itu mohon untuk warga kota palu marilah kita membantu menyisihkan sedikit harta kita untuk membantu beban saudara kita yang harus hidup berdampingan dengan asap” karna sedikit bantuanmu sangat berarti buat mereka
tegas Afandi.


======================================================================

2. Pembegalan dibawah sinar rembulan

Begal , mereka orang yang tega mencelakakan demi mendapatkan harta dari para korbannya. Aksi busuk ini , menjadi sebuah aktifitas rutin saat bulan bersinar terang seolah para pihak yang berkewajiban menjaga keamaan masyarakat buta dan tuli dengan aktifitas para begal yang sangat merugikan masyarakat .

Palu (10/11) pukul 23.00 , seorang ibu dengan putrinya menjadi korban aksi pembegalan. Ibu Rani dan putrinya baru plang sehabis berkunjung dirumah saudaranya di Perdos Tondo. Namun naas , mereka menjadi target pembegalan sekelompok pemuda keji. Menurut ibu rani “pembegal itu berjumlah 3orang dengan menggunakan 2 motor” dalam melakukan aksinya

mereka mengancam ibu rani dengan pisau untuk mangambil semua harta benda bahkan mereka tidak segan mencium Andini anak ibu Rani , namun karna melawan ibu Rani dan putrinya mendapat pukulan keras dipipi  dan perut , sukur tidak ada luka benda tajam. Setelah mendapat barang berharga akhirnya gerombolan pemuda keji tersebut pergi.

Aksi pembegalan dengan modus menunggu targetnya melewati jalan sepi sudah menjadi aktifitas rutin dikota Palu , kebanyakan korbannya ialah para wanita dan pria yang masi dibangku sekolah.

Seharusnya pemerintah kota Palu harus bertindak tegas dan aktiv mengingat korban pembegalan tersebut sudah sangat banyak.Ardi suami ibu rani mengatakan “saya kecewa dengan polisi saat ini
kinerjanya sangat lambat dan kurang pengawasan, saya berharap dengan kejadian ini polisi bisa segera menemukan pelaku pembegalan dan melakukan patroli malam untuk mencegah hal ini terjadi lagi”

Dari kejadian yang menimpa ibu Rani , kita dapat jadikan pelajaran  dimana saat kita berkativitas kapanpun dan dimanapun bahaya bisa saja menghampiri tampa pandang bulu, hindari naik kendaraan bermotor saat memasuki tengah malam kalaupun terpaksa jangan melewati jalan yang sepi dan kurang penerangan !! (Fadel)

Andy Moh Fadel
B 501 14 048
Read More »

POS KAMLING

  Malam di kota Palu kini terasa semakin tidak nyaman, kejahatan saat semakin marak terjadi di jalanan Kota. Tidak hanya jalanan Kota Palu saja, di area Kompleks perumahanpun tidak terasa aman akibat ulah kejahatan yang semakin nekad dan berani, Aparat Keamanan semakin lamban dalam menekan angka kejahatan.

  Ya, dahulu pernah ada suatu sistem keamanan keliling yaitu “POS KAMLING”. Dulu kakak laki-lakiku pernah menjadi anggota Pos Kemanan Keliling kami merasa aman tanpa ada perasaan takut akan tindak kejahatan karena adanya Pos Keamanan Keliling tersebut, Beliaulah Pemuda yang paling tua di kompleks perumahanku.

  Dia bersama bapak-bapak termaksud Ayahku dan pemuda di kompleks rumahku berkumpul bersama tanpa adanya rasa takut melawan malam dan kejahatan mereka seperti pahlawan bagiku. Para Ibu pun tak mau kalah mau ikut serta walaupun hanya membuatkan secangkir Kopi hangat atau cemilan yang bisa dimakan seadanya.

   Kakakku mendapatkan giliran menjaga pada hari selasa dan kamis sedangkan Ayahku mendapat giliran jaga hanya pada hari sabtu saja karena beliau agak sedikit terbatas dengan pekejaan kantornya.
   Kekuatan dari Pos Kamling adalah pemuda-pemuda yang ada dikompleks kami, hal ini di karenakan aktifitas Pemuda lebih sedikit di banding dengan orang tua kami yang sudah bekerja.

  Teringat dibenak saya ketika itu seperti apa tampang kakakku yang hendak pergi menjaga keamanan kompleks kami. Dia hanya memakai pakaian rumah dan kain sarung andalannya serta pentungan kayu yang dibuatnya sendiri untuk berjaga.

  Ada perasaan lucu juga ketika melihat penampilan kakak saya tersebut namun itu sudah menjadi ciri khasnya sendiri.

  Pernah waktu itu kejadian yang sangat menegangkan ketika kakakku bersama teman-temannya yang berjaga pada hari itu mendapati seseorang yang hendak mencuri sebuah sepeda motor. Ternyata si pencuri tersebut masih anak-anak yang bisa di katakana tergolong muda.

   Ketika itu kakakku dan teman-temannya lansung membawa pemuda tersebut ke rumah Ketua RT kami. Tindakan yang diambil kakakku dan teman-temannya merupakan prosedur yang benar tanpa harus main hakim sendiri.

  Tak hanya sebagai sarana pengamanan saja Pos Kamling juga menjadi sebuah ajang silahturahim. Masa kecilku terasa menyenangkan karena saat pulang sekolah Pos Keamanan Keliling juga tempat bermain saya dan teman-teman. Sekarang Pos Keamanan Keliling tinggal jadi kenangan bagi kami dimasa kecil kami. Dapat di tebak sekarang masyarakat Kota Palu semakin individualis dan tidak ada lagi kebersamaan yang terjalin akibat kesibukan masing. Saya pribadi rindu akan masa-masa itu. Masa di mana ketika angka kejahatan dapat ditekan masa dimana saya, kakak saya dan orang disekitar saya berkumpul bersama membuat suatu perasaan aman tidak hanya untuk prbadi saya tapi atas nama kebersamaan yang hilang ditelan waktu.

  Pos kamling memang kecil tapi kebersamaan di dalamnya sangat terasa kuat itulah yang menciptakan suasana aman ketika berada di Pos Kamling. Tertawa dan berbagi cerita bersama apalagi di temani secangkir kopi suasana seperti itu yang tidak akan kita temui lagi saat ini di sekitar rumah kita.


=======================================================================

CAFE TAMAN RIA

  Sepi dan gelap itulah yang dapat menggambarkan kondisi café-café yang ada di seputaran Taman Ria.semenjak adanya mall-mall besar seperti Palu Grand Mall dan sebagainya, nasib cafe-café yang ada di seputaran Taman Ria menjadi sepi.

   Ada juga yang masih bertahan dengan cafenya namun tak sebanyak café yang sudah tidak beroprasi lagi. Masyarakat Kota Palu menganggap menu yang di sajikan di Mall lebih bervarian dan berkelas dibandingkan dengan apa yang disajikan di café-café Taman Ria. Namun ada beberapa menu juga yang tidak disediakan di Mall-mall seperti Palu Grand Mall. Makanan dan minuman seperti Stik pisang dan Saraba yang merupakan cemilan khas Kota Palu.

   Sewaktu saya SMA café-café di Taman Ria begitu ramai sebelum Mall-mall besar di bangun di Kota Palu. Masa-masa di mana ketika saya dan cinta pertama saya selalu menyempatkan diri untuk mampir di Café Taman Ria.

    Tapi semuanya menjadi kenangan yang tak bisa di lupakan. Selain harga makanan dan minuman yang terjangkau bagi saya di masa itu menikmati pemandangan Teluk Kota Palu juga sangat menyenagkan bagi saya dan teman-teman saya waktu itu.

NAMA         : BERNALDUS H MBATA
STAMBUK  : B501 10 113

  
  
Read More »