SELAMAT DATANG DI BLOG ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS TADULAKO '14... Blog ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah DASAR-DASAR JURNALISTIK

31 Oktober 2015

Palu Terima Asap Kiriman Poso


PALU - Kebakaran hutan yang sedang melanda negeri ini tergolong yang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan 1000 lebih jumlah titik api yang terdapat di wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Berdasarkan data dari sejumlah media televisi, asap yang saat ini menyelimuti kota Palu bukan hanya berasal dari pulau Kalimantan namun juga diakibatkan oleh kebakaran hutan yang berada di wilayah Kabupaten Poso dan Kabupaten Tolitoli.

Hal tersebut menyebabkan beberapa masyarakat mengalami keresahan jika nantinya akan berdampak seperti di pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan yang jarak pandang mencapai beberapa meter bahkan sejumlah warga mengalami gangguan pernapasan.

Diungkapkan Irma (24), salah seorang warga Kelurahan Tondo, bahwa saat ini ia mengurangi beraktivitas di luar rumah bahkan Ia sampai menggunakan masker, kamis 29/10/2015.

“Sekarang kalau saya beraktivitas di luar rumah mengenakan masker karena takut terkena penyakit ispa. Seharusnya pihak kesehatan membagikan masker gratis kepada warga, tanpa harus menunggu kabut asap menebal,”jelasnya.

=============================================================
 

Hidayat-Sigit Janjikan Biaya Sekolah Gratis

PALU - Pasangan calon  Walikota dan Wakil Walikota Palu nomor urut 1, Hidayat-Sigit Purnomo Said disambut meriah  saat melakukan kampanye di wilayah Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu Selatan.

Saat melakukan kampanye tatap muka dan dialog di wilayah tersebut, Rabu (14/10/2015), Hidayat mengungkapkan kegembiraannya atas sambutan warga yang meriah.
“Saya ucapkan terima kasih banyak atas sambutan hangat ini kepada kami,” singkat Hidayat sebelum memulai kampanyenya.

Pada kampanye tersebut, Hidayat menjanjikan akan memberikan biaya gratis termasuk tidak akan ada lagi pungutan biaya di sekolah. “Semua gratis. Saya bisa katakan begini karena saya orang birokrasi. Kami juga ingin memperbaiki kesejahteraan guru, bidan dan perawat,” ujarnya.

Berdasarkan dari visi dan misi pasangan calon walikota tersebut, Rahman (30) salah seorang warga kelurahan Tondo mengucapkan ketertarikan untuk memilih pasangan calon tersebut, selasa 27/10/2015.

Menurutnya, pasangan calon tersebut memiliki jiwa muda yang tinggi, sehingga diharapkan bisa membawa Kota Palu kearah yang lebih baik.

“Sigit memang dari kalangan musisi tapi siapa tahu mereka bisa menjadi walikota dan wakil walikota yang bisa lebih mengayomi dan mengerti dengan kondisi masyarakat di kota Palu,”jelas Rahman.

 =============================================================
 
 Mahasiswa : Loyalitas dalam KEK

PALU – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) salah satu kawasan dimana memberi peluang dan juga membantu perekonomian di area lokal, menciptakan lapangan kerja dan juga meningkatkan ekspor-impor.

Kawasan Ekonomi Khusus itu sendiri memberi peluang untuk pihak asing menanamkan modal pada area KEK Kota Palu tersebut. Yang menjadi landasan agar KEK Kota palu tetap bisa menjalin hubungan baik Investor asing adalah menciptakan loyalitas.

Tujuan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus itu sendiri adalah menciptakan  lapangan kerja, membangun kerjasama antar perusahaan asing agar Pembentukan KEK diharapkan akan mampu meningkatkan investasi atau usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi. yang berdampak pada peningkatan lapangan pekerjaan dan penurunan tingkat kemiskinan.

menurutnya yang berada di Poboya Kota Palu itu yang menjadikan Kota Palu sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus Hal tersebut juga dikatakan salah seorang mahasiswi Program Studi Ekonomi Universitas Tadulako, Tasrina Sari Tolla, Kamis (29/10/2015). 

Pemerintah dan warga sama-sama membangun hubungan yang baik dan bekerja sama untuk tetap menjaga solidariitas” Ujar Rina.

 =============================================================
 
Warga Tidak Tahu Visi-Misi Kandidat

PALU - Dua bulan jelang Pilkada, sebagian masyarakat kota Palu tidak mengetahui visi dan misi kandidat gubernur dan walikota. Beberapa warga yang saya ditemui (Rabu, 28/10/2015), mengaku hanya mengetahui nama kandidat yang ikut Pilkada.

Roi (21) ditemui di sekitaran kos-kosan lagarutu mengaku sama sekali tidak mengetahui visi dan misi kandidat, baik calon gubernur maupun calon walikota. “Saya memilih lihat orangnya saja. Mana yang saya kenal dan kena di hati, itu ditusuk,” ujarnya sembari menyebutkan nama kandidat gubernur dan walikota yang akan dipilihnya.

Hal yang sama dikemukakan Sari (19). Warga kecamatan Palu Timur  ini telah menjatuhkan pilihannya pada kandidat tertentu, tanpa melihat visi dan misinya. “Semua ingin daerah baik dan masyarakat sejahtera. Itu pasti dijanjikan semua kandidat.

Saya akan pilih yang lebih dekat dengan rakyat, paling tidak kalau jadi masih bertegur sapa dengan kami orang-orang kecil ini. Siapa yang akan saya pilih? Rahasia. Tapi saya sudah yakin pilih dia,” katanya.

Arfan (26) juga menyampaikan hal yang sama. Ia sama sekali tidak mengetahui visi misi calon gubernur dan calon walikota. Saat ditanyakan, pertimbangan ia memilih, Arfan hanya berpatokan pada figur yang dikenalnya.

 =============================================================
 
Sumpah Pemuda Hapus Segala Perbedaan

PALU - Sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri-sendiri melainkan bersama-sama.
 
Berdasarkan ikrar tersebut, perbedaan yang ada tidak akan menjadi masalah bagi siapapun, karena kita saling menghargai satu sama lain. Selain itu ikrar tersebut juga menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi para penerus bangsa. Hal tersebut dikatakan salah seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Tadulako, Rawidya Aryanti, Kamis (29/10/2015).

Menurutnya, menumbuhkan semangat sumpah pemuda harus dimulai menghargai kemajemukan yang ada dan tidak mudah menyerah terhadap persoalan-persoalan yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar potensi disitegrasi bangsa dapat diminimalisir. 

“Para warga pemuda saat ini harus berhenti bersikap masa bodoh terhadap hal-hal yang berhubungan dengan bangsa dan Negara,”ujar Rawidya.

Senada dengan Rawidya, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Tadulako, Reinaldi Syauqi, mengatakan, momen peringatan sumpah pemuda adalah momen untuk kembali merefleksikan semangat satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Hal tersebut sangat penting untuk menangkal pengaruh globalisasi yang semakin ekstrim menerpa generasi muda Indonesia. 

“Kita harus belajar dari sejarah Sumpah Pemuda untuk mengenal kembali identitas kebangsaan kita” ujar Reinaldi. 


suci indasari 
B 501 14 034


Tidak ada komentar:

Posting Komentar