PALU - Kebakaran hutan yang sedang melanda negeri ini tergolong yang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan 1000 lebih jumlah titik api yang terdapat di wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Berdasarkan data dari
sejumlah media televisi, asap yang
saat ini menyelimuti kota Palu bukan hanya berasal dari pulau Kalimantan namun
juga diakibatkan oleh kebakaran hutan yang berada di wilayah Kabupaten Poso dan
Kabupaten Tolitoli.
Hal tersebut menyebabkan beberapa masyarakat mengalami keresahan jika
nantinya akan berdampak seperti di pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan yang
jarak pandang mencapai beberapa meter bahkan sejumlah warga mengalami gangguan
pernapasan.
Diungkapkan Irma (24), salah seorang warga Kelurahan Tondo, bahwa saat
ini ia mengurangi beraktivitas di luar rumah bahkan Ia sampai menggunakan
masker, kamis 29/10/2015.
“Sekarang kalau saya beraktivitas di luar rumah mengenakan masker karena
takut terkena penyakit ispa. Seharusnya pihak kesehatan membagikan masker
gratis kepada warga, tanpa harus menunggu kabut asap menebal,”jelasnya.
=============================================================
Hidayat-Sigit Janjikan Biaya Sekolah Gratis
PALU - Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Palu nomor urut
1, Hidayat-Sigit Purnomo Said disambut meriah
saat melakukan kampanye di wilayah Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan
Palu Selatan.
Saat melakukan kampanye tatap muka
dan dialog di wilayah tersebut, Rabu (14/10/2015), Hidayat mengungkapkan kegembiraannya
atas sambutan warga yang meriah.
“Saya ucapkan terima kasih banyak
atas sambutan hangat ini kepada kami,” singkat Hidayat sebelum memulai
kampanyenya.
Pada kampanye tersebut, Hidayat
menjanjikan akan memberikan biaya gratis termasuk tidak akan ada lagi pungutan
biaya di sekolah. “Semua gratis. Saya bisa katakan begini karena saya orang
birokrasi. Kami juga ingin memperbaiki kesejahteraan guru, bidan dan perawat,”
ujarnya.
Berdasarkan dari visi dan misi
pasangan calon walikota tersebut, Rahman (30) salah seorang warga kelurahan
Tondo mengucapkan ketertarikan untuk memilih pasangan calon tersebut, selasa
27/10/2015.
Menurutnya, pasangan calon tersebut
memiliki jiwa muda yang tinggi, sehingga diharapkan bisa membawa Kota Palu
kearah yang lebih baik.
“Sigit memang dari kalangan musisi
tapi siapa tahu mereka bisa menjadi walikota dan wakil walikota yang bisa lebih
mengayomi dan mengerti dengan kondisi masyarakat di kota Palu,”jelas Rahman.
=============================================================
Mahasiswa
: Loyalitas dalam KEK
PALU – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
salah satu kawasan dimana memberi peluang dan juga membantu perekonomian di
area lokal, menciptakan lapangan kerja dan juga meningkatkan ekspor-impor.
Kawasan Ekonomi Khusus itu sendiri
memberi peluang untuk pihak asing menanamkan modal pada area KEK Kota Palu
tersebut. Yang menjadi landasan agar KEK Kota palu tetap bisa menjalin hubungan
baik Investor
asing adalah menciptakan loyalitas.
Tujuan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
itu sendiri adalah menciptakan lapangan
kerja, membangun kerjasama antar perusahaan asing agar Pembentukan
KEK diharapkan akan mampu meningkatkan investasi atau usaha yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. yang berdampak pada peningkatan lapangan pekerjaan dan
penurunan tingkat kemiskinan.
menurutnya yang berada di Poboya Kota Palu itu yang menjadikan Kota Palu sebagai salah satu
Kawasan Ekonomi Khusus Hal tersebut juga dikatakan salah
seorang mahasiswi Program Studi Ekonomi Universitas Tadulako, Tasrina Sari
Tolla, Kamis (29/10/2015).
“Pemerintah dan warga
sama-sama membangun hubungan yang baik dan bekerja sama untuk tetap menjaga
solidariitas” Ujar Rina.
=============================================================
Warga Tidak Tahu Visi-Misi Kandidat
PALU - Dua bulan jelang Pilkada,
sebagian masyarakat kota Palu tidak mengetahui visi dan misi kandidat gubernur
dan walikota. Beberapa warga yang saya ditemui (Rabu, 28/10/2015), mengaku
hanya mengetahui nama kandidat yang ikut Pilkada.
Roi (21)
ditemui di sekitaran kos-kosan lagarutu mengaku sama sekali tidak mengetahui visi
dan misi kandidat, baik calon gubernur maupun calon walikota. “Saya memilih
lihat orangnya saja. Mana yang saya kenal dan kena di hati, itu ditusuk,”
ujarnya sembari menyebutkan nama kandidat gubernur dan walikota yang akan
dipilihnya.
Hal yang
sama dikemukakan Sari (19). Warga kecamatan Palu Timur ini telah menjatuhkan pilihannya pada
kandidat tertentu, tanpa melihat visi dan misinya. “Semua ingin daerah baik dan
masyarakat sejahtera. Itu pasti dijanjikan semua kandidat.
Saya akan
pilih yang lebih dekat dengan rakyat, paling tidak kalau jadi masih bertegur
sapa dengan kami orang-orang kecil ini. Siapa yang akan saya pilih? Rahasia.
Tapi saya sudah yakin pilih dia,” katanya.
Arfan
(26) juga menyampaikan hal yang sama. Ia sama sekali tidak mengetahui visi misi
calon gubernur dan calon walikota. Saat ditanyakan, pertimbangan ia memilih,
Arfan hanya berpatokan pada figur yang dikenalnya.
=============================================================
Sumpah Pemuda Hapus Segala Perbedaan
PALU - Sumpah
pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ikrar
ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.
Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri-sendiri melainkan bersama-sama.
Berdasarkan
ikrar tersebut, perbedaan yang ada tidak akan menjadi masalah bagi siapapun,
karena kita saling menghargai satu sama lain. Selain itu ikrar tersebut juga
menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi para penerus bangsa. Hal tersebut dikatakan
salah seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) Universitas Tadulako, Rawidya Aryanti, Kamis (29/10/2015).
Menurutnya,
menumbuhkan semangat sumpah pemuda harus dimulai menghargai kemajemukan yang
ada dan tidak mudah menyerah terhadap persoalan-persoalan yang ada. Hal ini
perlu dilakukan agar potensi disitegrasi bangsa dapat diminimalisir.
“Para warga
pemuda saat ini harus berhenti bersikap masa bodoh terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan bangsa dan Negara,”ujar Rawidya.
Senada
dengan Rawidya, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Tadulako, Reinaldi Syauqi, mengatakan, momen peringatan sumpah pemuda adalah
momen untuk kembali merefleksikan semangat satu bangsa, satu tanah air, dan
satu bahasa, yaitu Indonesia. Hal tersebut sangat penting untuk menangkal
pengaruh globalisasi yang semakin ekstrim menerpa generasi muda Indonesia.
“Kita harus
belajar dari sejarah Sumpah Pemuda untuk mengenal kembali identitas kebangsaan
kita” ujar Reinaldi.
suci indasari
B 501 14 034
Tidak ada komentar:
Posting Komentar