SELAMAT DATANG DI BLOG ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS TADULAKO '14... Blog ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah DASAR-DASAR JURNALISTIK

10 November 2015

BALIA, RITUAL PENYEMBUHAN TRADISIONAL DI SULTENG

 
Balia adalah sebuah upacara ritual penyembuhan yang ada di Sulawesi Tengah. Balia sendiri berasal dari bahasa Kaili “Nabali ia” artinya “berubah ia”. Perubahan yang dimaksud adalah ketika seseorang pelaku Balia telah dimasuki oleh roh halus, maka segala perilaku, gerak, perbuatan, cara berbicara sampai pada cara berpakaian orang tersebut akan berubah.

Balia adalah salah satu sistem kepercayaan etnis Kaili yang masih terpelihara, membentuk sebuah nilai, norma, etika, tatanan sosial orang Kaili di Sulawesi Tengah yang hingga kini belum ada satu pihak pun menolak keberadaannya. Terlepas dari ajaran Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas etnis Kaili, Balia memiliki nilai seni yang tinggi sebagai salah satu local genius ( kearifan lokal ), wujud dari sebuah kebudayaan yang telah diakui oleh masyarakat Sulawesi Tengah sebagai culture icon ( ikon budaya ).

Di kalangan etnis Kaili, kekuatan – kekuatan gaib itu dipercaya ada di mana-mana, dalam pengertian bahwa langit dan bumi serta segala isinya di dunia ini memiliki penghuni atau penjaga.

Kelalaian, pelanggaran dari perilaku manusia dalam kehidupannya membuat para penghuni dan pemilik kekuatan gaib tersebut murka dan memberikan azab bagi manusia berupa bencana atau penyakit. Konsekwensi dari segala kejadian tersebut, manusia diwajibkan untuk bertobat, memohon kepada penguasa alam agar dijauhkan dari malapetaka, disembuhkan dari penyakit yang diderita. Wujud pertobatan itulah yang dilakukan oleh orang Kaili melalui upacara ritual “Balia” dengan memberikan sesajian sebagai persembahan seraya memohon kesembuhan dan keselamatan bagi umat manusia.

Pelaksanaan upacara ritual Balia umumnya dilaksanakan di tempat terbuka, seperti lapangan atau halaman rumah yang luas. Dalam upacara Balia instrumen musik berupa gendang, gong, lalove (suling panjang khas Kaili) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pelaksanaannya. Instrumen music ini dimainkan untuk mengiringi para pelaku Balia yang menari – nari (bahasa Kaili: Notaro) karena telah kesurupan roh halus.

Saat ini ditengah perkembangan dan kemajuan global, ritual Balia sebagai salah satu media penyembuhan orang sakit, masih dilaksanakan oleh orang Kaili. Masih banyak dijumpai dalam pola hidup orang Kaili, jika ada anggota keluarga yang sakit, sudah dibawa ke dokter, diinapkan di rumah sakit, atau melalui pengobatan lain, tapi tak kunjung sembuh, maka upaya terakhir penyembuhan secara adat istiadat diupacarakan dengan ritual Balia.

Sebagai generasi muda yang hidup di era modern ini, dimana teknologi di dunia kesehatan yang begitu canggih, bisa saja kita dapat dengan mudah melupakan warisan budaya yang berharga ini. Untuk itu pengenalan warisan kebudayaan menjadi begitu penting, sehingga kita sebagai generasi penerus dapat ikut berperan serta dalam menjaga, merawat, memelihara dan melestarikan kebudayaan sebagai perekat pemersatu bangsa, sehingga kebudayaan yang merupakan ciri khas suatu daerah tidak tergilas oleh perkembangan zaman. Tentunya ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai pemilik kebudayaan tersebut. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya.

=====================================================================

DERO



Tarian dero, sebuah tarian yang membuat rasa persahabatan, kekerabatan, dan kedamain semakin dekat dan semakin harmonis.

Palu-dero merupakan salah satu dari sebagian besar kesenian tari yang berasal dari tanah Poso. Tarian dengan formasi yang melingkar diikuti oleh orang banyak dan tidak memandang status social. Para peserta tari saling berpegangan tangan yang bermakna persatuan dan persahabatan, meski sebelumnya belum saling mengenal.

Tarian dero itu bisa dikatakan tarian yang simple untuk dipelajari oleh orang awam sekalipun. Kita hanya berdiri berdampingan dan bergandengan tangan dengan sesame penari. Kemudian melakukan hentakan kaki sekali ke kiri kemudian dua kali ke kanan mengikuti alunan lagu. Tarian dero biasa dilakukan ditempat yang luas seperti lapangan tau halaman rumah.

Tarian Dero bukan hanya sekedar tarian tetapi tarian yang bisa menyatukan masyarakat di Poso ataupun di daerah yang melaksanakan tarian ini, akan tetapi tarian ini juga diidentikan dengan ajang mencari jodoh sebab sebagian besar peserta yang ikut menari adalah kaum muda.

Namun seiring perkembangan zaman makna tarian dero kian bergeser dari keaslian gerak dan irama tarian termasuk sering menjadi pemicu perkelahian anak-anak muda yang berebut pasangan serta mabuk-mabukan saat melakukan tarian dero. Hal ini diperburuk dengan masuknya nilai-nilai budaya barat yang dianggap sebagai sebuah budaya baru yang dapat dikolaborasikan dengan tarian asli dero.

Sebagai generasi muda layak kita melestarikan tarian dero ini, dengan cara memperkenalkan kepada orang banyak, mengadakan lomba atau festival tari dero serta masih banyak lagi cara-cara lain yang bisa melestarikan tarian dero ini.

NAMA    : FILZA IRSYAD
NIM        : B501 14 025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar